(By : Dessy Ariadna – Tim Penulis Stand To JESUS)
1 Raja-raja 11:3-4 (IMB) Ia mempunyai tujuh ratus istri, yaitu putri-putri raja serta tiga ratus gundik; dan istri-istrinya itu membelokkan hatinya. Ketika Salomo sudah tua, istri-istrinya itu membelokkan hatinya kepada ilah-ilah lain, sehingga ia tidak sepenuh hati berpaut kepada YAHWEH, Elohimnya, seperti Daud, ayahnya.
Salomo adalah seorang raja yang tadinya takut akan Tuhan dan dekat dengan Tuhan, dia mengikuti jejak teladan ayahnya Daud dalam mengikuti Tuhan. Salomo selalu meminta petunjuk Tuhan dalam berbagai hal penting, hanya saja dalam hal memilih pasangan hidup, Salomo tidak pernah meminta petunjuk dari Tuhan.
Salomo terlibat percintaan dengan banyak wanita bahkan Bible atau Alkitab sendiri mencatat bahwa Salomo memiliki 700 isteri dan 300 gundik, yang artinya ada 1000 orang wanita dalam kehidupan Salomo. Sedangkan dalam Kitab Suci sendiri Tuhan melarang pria memiliki banyak isteri supaya hatinya tidak menyimpang, bahkan Tuhan melarang mengambil isteri dari kalangan yang tidak mengenal Tuhan dan tidak percaya Tuhan (YESHUA/YAHWEH).
Ulangan 17:17A (IMB) Pria tidak boleh memiliki banyak istri, supaya hatinya tidak menyimpang.
1 Raja-raja 11:1-2 (IMB) Namun raja Salomo mencintai banyak wanita asing, selain putri Firaun, yaitu wanita-wanita Moab, Amon, Edom, Sidon, dan Het; tentang bangsa-bangsa itu YAHWEH telah berfirman kepada orang Israel, “Janganlah kamu menikah dengan mereka, begitu juga mereka jangan menikah denganmu, karena sesungguhnya mereka akan mengarahkan hatimu kepada berhala-berhala mereka. ” Salomo telah berpaut kepada mereka dengan cinta.
Salomo menerobos semua batasan ini, 1000 wanita yang dicintainya dan ada di dalam hidupnya bukanlah orang-orang yang takut akan Tuhan apalagi mengenal Tuhan. Akibatnya Salomo jatuh ke dalam berbagai penyembahan berhala dan membuatnya membelakangi Tuhan, padahal Tuhan sudah pernah menampakkan diri hingga dua kali kepadanya.
1 Raja-raja 11:4-10 (IMB) Ketika Salomo sudah tua, istri-istrinya itu membelokkan hatinya kepada ilah-ilah lain, sehingga ia tidak sepenuh hati berpaut kepada YAHWEH, Elohimnya, seperti Daud, ayahnya. Maka Salomo mengikuti Ashtoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan orang Amon. Salomo melakukan apa yang jahat di mata YAHWEH dan tidak sepenuh hati mengikuti YAHWEH, seperti Daud, ayahnya. Kemudian, Salomo mendirikan bagi Kamos, dewa kejijikan orang-orang Moab dan bagi Molokh, dewa kejijikan bani Amon, sebuah gunung pengurbanan di gunung sebelah timur Yerusalem. Demikianlah juga yang dilakukannya untuk semua istrinya, orang-orang asing itu, yang membakar dupa dan yang membawa kurban kepada ilah-ilah mereka. Maka YAHWEH menunjukkan murka-Nya kepada Salomo karena hatinya telah menyimpang dari YAHWEH, Elohim Israel, yang telah menampakkan diri kepadanya dua kali, dan yang telah memberi perintah kepadanya mengenai hal ini supaya jangan mengikuti ilah-ilah lain, tetapi ia tidak menaati apa yang diperintahkan YAHWEH.
Akibatnya perilaku Salomo ini ditiru juga oleh anaknya Rehabeam, dimana Rehabeam mengambil banyak isteri, bahkan Rehabeam sendiri bukanlah orang yang takut akan Tuhan sebab ibunya sendiri adalah perempuan Amon, seringkali Rehabeam mengambil keputusan berdasarkan pemikirannya sendiri tanpa pernah bertanya kepada Tuhan. Bahkan banyak kekejian terjadi di zaman pemerintahan Rehabeam putra Salomo, dimana sampai ada pusat pelacuran di negeri itu, padahal sebelumnya hal itu tidak ada di zaman Daud maupun zaman Salomo. Rehabeam benar-benar melampaui apa yang telah ayahnya lakukan.
2 Tawarikh 11:18-21 (IMB) Lalu Rehabeam mengambil seorang istri baginya, yaitu Mahalat, anak perempuan Yerimot anak Daud dengan Abihail anak perempuan Eliab anak Isai. Ia melahirkan baginya anak-anak lelaki, yaitu Yeush dan Semarya dan Zaham. Dan sesudah itu, ia mengambil Maakha, anak perempuan Absalom, dan ia melahirkan baginya Abia, Atai, Ziza, dan Selomit. Rehabeam mencintai Maakha anak perempuan Absalom melebihi semua istri dan gundik-gundiknya. Dia telah mengambil delapan belas istri dan enam puluh gundik dan memperanakkan dua puluh delapan anak laki-laki dan enam puluh anak perempuan.
1 Raja-raja 14:21-24 (IMB) Rehabeam anak Salomo, memerintah di Yehuda. Rehabeam berumur empat puluh satu tahun pada waktu ia mulai memerintah. Ia memerintah selama tujuh belas tahun di Yerusalem, kota yang dipilih YAHWEH dari antara segala suku Israel, untuk menempatkan Nama-Nya di sana. Nama ibunya ialah Naamah, wanita Amon. Namun Yehuda melakukan apa yang jahat di mata YAHWEH. Mereka membangkitkan cemburu-Nya atas semua dosa yang telah dilakukannya, lebih daripada yang telah dilakukan leluhur mereka. Sebab mereka juga mendirikan tempat-tempat pengurbanan dan mendirikan tugu-tugu berhala, serta ilah-ilah di atas setiap bukit yang tinggi dan di bawah setiap pohon yang rindang. Bahkan ada pelacuran bakti di negeri itu. Mereka melakukan segala kejijikan bangsa-bangsa yang telah diusir YAHWEH dari hadapan bani Israel.
Lebih parahnya lagi Rehabeam anak Salomo memberikan banyak isteri kepada anak-anaknya sendiri, teladan yang salah yang ditinggalkan Salomo selama hidupnya ditiru oleh Rehabeam bahkan dia melakukan yang lebih parah dari pada yang ayahnya Salomo lakukan.
2 Tawarikh 11:23b (IMB) Dia memberikan perbekalan yang berlimpah kepada mereka, dan juga mencari banyak istri bagi mereka.
Jelas pelajaran yang dapat kita petik dari keluarga Salomo adalah orang tua harus memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya, jangan sampai meninggalkan teladan yang tidak baik yang membuat kehidupan anak-anak malah menyimpang kelak seperti yang dialami oleh Rehabeam. Jika saja Salomo tidak memiliki banyak isteri dan mencari wanita yang takut akan Tuhan sebagai pasangannya, maka sudah tentu keturunan Salomo tidak akan menyimpang dari jalan Tuhan. Keputusan Salomo yang tidak melibatkan Tuhan dalam memilih pasangan hidupnya menyebabkan keturunan Salomo harus menanggung akibatnya, anak-anaknya menyimpang dan tidak takut akan Tuhan karena ibu kandung mereka bukanlah wanita yang takut akan Tuhan, dampak bagi keturunan Salomo selanjutnya pada cucu-cucu dan cicit-cicitnya dari generasi selanjutnya, mereka tidak takut akan Tuhan dan memiliki banyak isteri dari kalangan wanita-wanita yang tidak takut akan Tuhan, mengikuti teladan yang salah dari generasi sebelumnya.
Teladan yang baik sangat penting, mengajarkan anak tentang Tuhan sejak dini sangat penting, memilih pasangan yang juga takut akan Tuhan sangat penting karena segala keputusan itu akan mempengaruhi kehidupan yang akan datang, bahkan bisa jadi mempengaruhi generasi selanjutnya.
TUHAN YESUS MEMBERKATI