MENGASIHI DAN MENGHARGAI AYAH TANPA MENGINGAT MASA LALU YANG PAHIT

Pendahuluan

Masa lalu yang pahit terkadang menjadi penghalang dalam mengasihi dan menghargai orang yang kita cintai. Ayah adalah salah satu figur yang penting dalam hidup kita, namun terkadang hubungan yang pernah retak membuat kita sulit untuk melupakan dan mengampuni. Dalam renungan rohani kali ini, kita akan mencoba menemukan kebijaksanaan dan petunjuk dari Alkitab untuk mengasihi dan menghargai seorang ayah tanpa mengingat masa lalu yang pahit.

 

1. Mengenali Arti Sejati Pengampunan

Pengampunan merupakan konsep yang sering ditekankan dalam ajaran Alkitab. Yesus Kristus sendiri telah memberikan contoh pengampunan yang sempurna dengan mati di kayu salib untuk menghapus dosa-dosa kita. Efesus 4:32 mengingatkan kita, “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”

Dalam konteks mengasihi dan menghargai ayah, mengenali arti sejati pengampunan berarti melepaskan perasaan dendam dan sakit hati yang ada di masa lalu. Dengan mengampuni, kita akan lebih mudah membuka hati dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan ayah, serta menerima mereka apa adanya.

2. Alkitab sebagai Sumber Kebijaksanaan

Dalam mencari cara untuk mengasihi dan menghargai ayah tanpa mengingat masa lalu yang pahit, kita bisa menemukan kebijaksanaan dalam Alkitab. Amsal 3:5-6 mengajarkan kita, “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akui Dia dalam segala jalanmu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”

Alkitab merupakan sumber kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai situasi dalam hidup, termasuk mengasihi dan menghargai ayah tanpa mengingat masa lalu yang pahit. Dengan percaya kepada Tuhan dan mengakui-Nya dalam segala hal, kita akan diberikan petunjuk dan kebijaksanaan untuk menjalani kehidupan yang penuh berkat.

3. Mengasihi Ayah Tanpa Mengingat Masa Lalu yang Pahit

Dalam situasi seperti menghadapi kesehatan ayah yang menurun, kita perlu menemukan kekuatan untuk mengasihi dan menghargai mereka, meskipun ada masa lalu yang pahit. Kolose 3:12-13 mengingatkan kita, “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”

Mengasihi ayah tanpa mengingat masa lalu yang pahit memerlukan belas kasihan, kebaikan, kerendahan hati, kemurahan, dan kesabaran. Alkitab mengajarkan kita untuk saling mengampuni dan bersabar terhadap satu sama lain, termasuk ayah kita. Dengan mengikuti ajaran ini, kita bisa menjalin hubungan yang lebih erat dan harmonis dengan ayah kita, meskipun masa lalu yang pahit.

4. Mencari Kekuatan dalam Doa dan Firman Tuhan

Ketika kita merasa lemah dan tidak mampu untuk mengasihi dan menghargai ayah tanpa mengingat masa lalu yang pahit, kita dapat mencari kekuatan dalam doa dan firman Tuhan. Filipi 4:6-7 mengajarkan, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”

Dalam menghadapi situasi yang sulit, seperti mengurus ayah yang sedang sakit, berdoa dan merenungkan firman Tuhan dapat memberi kita kekuatan dan ketenangan hati. Dengan berkomunikasi dengan Tuhan dan memahami pesan-pesan-Nya dalam Alkitab, kita akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam mengasihi dan menghargai ayah kita, serta menyembuhkan hubungan yang pernah retak.

5. Menyembuhkan Hubungan dengan Ayah melalui Komunikasi dan Empati

Komunikasi dan empati adalah kunci penting dalam menyembuhkan hubungan yang pernah retak. Dalam mengasihi dan menghargai ayah tanpa mengingat masa lalu yang pahit, kita perlu belajar mendengarkan dan memahami perasaan ayah kita. Yakobus 1:19 mengingatkan kita: “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;”

Dalam menghadapi masa lalu yang pahit, penting untuk menciptakan ruang bagi komunikasi yang terbuka dan jujur dengan ayah kita. Dengan saling mendengarkan dan berbicara dengan penuh empati, kita dapat memahami perasaan dan perspektif mereka, serta mengungkapkan perasaan kita sendiri. Proses ini akan membantu kita menyembuhkan luka-luka masa lalu dan membangun hubungan yang lebih kuat dan penuh kasih.

6. Kisah Yusuf: Pengampunan dan Rekonsiliasi

Salah satu contoh kisah pengampunan dan rekonsiliasi dalam Alkitab adalah kisah Yusuf. Yusuf adalah salah satu dari dua belas anak Yakub, yang dijual oleh saudara-saudaranya karena iri dan dengki. Meskipun Yusuf mengalami banyak penderitaan, ia tetap teguh dalam imannya kepada Tuhan.

Ketika Yusuf akhirnya berkuasa di Mesir dan bertemu kembali dengan saudara-saudaranya yang pernah menyakiti dan menjualnya, ia memutuskan untuk mengampuni mereka. Kisah Yusuf mengajarkan kita bahwa, meskipun masa lalu yang pahit, kita bisa memilih untuk mengampuni dan merangkul rekonsiliasi. Dalam konteks hubungan dengan ayah, kisah ini mengingatkan kita untuk melepaskan rasa sakit dan kemarahan, serta membuka hati kita untuk pengampunan dan perbaikan hubungan.

7. Ayub: Ketabahan dan Ketaatan dalam Penderitaan

Kisah Ayub juga merupakan contoh penting dalam Alkitab tentang bagaimana seseorang dapat melewati penderitaan dengan ketabahan dan ketaatan kepada Tuhan. Ayub adalah seorang yang saleh dan taat kepada Tuhan, namun ia mengalami banyak penderitaan dalam hidupnya.

Meskipun menghadapi situasi yang sangat sulit, Ayub tetap teguh dalam imannya kepada Tuhan. Ia menegaskan bahwa Tuhan adalah sumber segala kebaikan dan kebijaksanaan (Ayub 42:1-6). Pada akhirnya, Tuhan memulihkan kehidupan Ayub dan memberkati dia lebih dari sebelumnya (Ayub 42:10-17).

Kisah Ayub mengajarkan kita untuk terus percaya dan berdoa kepada Tuhan dalam menghadapi kesulitan, termasuk dalam mengasihi dan menghargai orang tua kita, meskipun ada masa lalu yang pahit. Dalam konteks hubungan dengan ayah, kita bisa belajar dari ketabahan Ayub untuk tetap berpegang teguh pada iman dan nilai-nilai kita, serta menghadapi tantangan dalam menyembuhkan hubungan dengan ayah dengan ketabahan dan ketaatan kepada Tuhan, maka Tuhan akan memulihkan hidup kita dan memberkati kita lebih daripada sebelumnya,

8. Menyembuhkan Hubungan dan Menghargai Masa Kini

Dalam mengasihi dan menghargai seorang ayah yang sedang, kita perlu fokus pada masa kini dan menyembuhkan hubungan yang pernah retak.
Dalam 2 Korintus 5:17, kita diingatkan bahwa “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru : yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Sebagai umat Kristus, kita diberi kesempatan untuk memulai lembaran baru dalam hubungan kita dengan orang tua, termasuk ayah kita dan membangun kenangan baru yang lebih baik. Untuk menghargai masa kini, kita perlu aktif dalam menjalin komunikasi, menghabiskan waktu berkualitas bersama, dan menciptakan pengalaman yang positif bersama ayah kita. Dalam proses ini, kita dapat mulai merasakan kedamaian, sukacita, dan kedekatan yang lebih besar dalam hubungan kita.

Menghargai masa kini berarti mengakui bahwa waktu bersama ayah kita sangat berharga dan tidak bisa digantikan. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan setiap momen yang ada untuk memperkuat hubungan, memberikan dukungan, dan menunjukkan kasih sayang kepada ayah kita

9. Menjadi Saluran Berkat bagi Ayah

Mengasihi dan menghargai ayah tanpa mengingat masa lalu yang pahit adalah salah satu cara kita dapat menjadi saluran berkat bagi mereka. Seperti yang tertulis dalam Amsal 11:25, “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.”

Menjadi saluran berkat bagi ayah kita tidak hanya melibatkan pengampunan dan perbaikan hubungan, tetapi juga berarti mendukung dan melayani mereka dalam kebutuhan mereka. Dengan mengasihi dan menghargai ayah kita, kita juga membantu mereka dalam proses penyembuhan dan memberikan kasih yang mereka butuhkan. Sebagai anak, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesejahteraan ayah kita, baik secara fisik, emosional, maupun spiritual.

Kesimpulan

Mengasihi dan menghargai seorang ayah tanpa mengingat masa lalu yang pahit adalah sebuah tantangan yang dapat diatasi dengan kebijaksanaan dan petunjuk dari Alkitab. Melalui kisah-kisah seperti Yusuf dan Ayub, kita belajar tentang pengampunan, rekonsiliasi, dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan.

Dengan memohon kekuatan dan hikmat dari Tuhan melalui doa dan firman, kita dapat mengatasi rasa sakit masa lalu dan fokus pada menyembuhkan hubungan dengan ayah kita. Ingatlah untuk menjadi saluran berkat bagi ayah kita dengan mengasihi dan menghargai mereka, memberikan dukungan dan kasih sayang yang mereka butuhkan, terutama ketika mereka menghadapi masa-masa sulit seperti sakit.

Jangan biarkan masa lalu yang pahit menghalangi kita untuk mengasihi dan menghargai ayah kita. Sebagai umat Kristus, kita memiliki kekuatan untuk memulai lembaran baru dan menjadi ciptaan baru dalam hubungan kita dengan orang yang kita cintai. Jadilah contoh pengampunan, kasih sayang, dan belas kasihan bagi ayah kita, dan kita akan merasakan kebahagiaan dan berkat yang luar biasa dalam hidup kita.

Semoga renungan ini menginspirasi dan memberkati kita dalam perjalanan menuju hubungan horizontl yang lebih erat dan penuh kasih dengan ayah kita, layaknya hubungan vertikal kita dengan Tuhan.

One Comment on “MENGASIHI DAN MENGHARGAI AYAH TANPA MENGINGAT MASA LALU YANG PAHIT”

  1. בעזרת השם

    חסד ושלום לכם מאת האלהים אבינו והאדון ישוע המשיח

    מה נשמה? מה שלומך?

    bapak, ibu, saudara/i seiman juga adik- adik dalam Kristus, apakah ada di antara bapak, ibu, saudara/i atau adik-adik pernah mendengar atau membaca Shema Yisrael dan V’ahavta? Jika belum maka ijinkanlah saya pada kolom komentar ini untuk membagikannya.Kita ingat kembali bahwa Yeshua/ יֵשׁוּעַ/ Yesus sebagai Guru dan Rabi juga pernah mengutip kalimat ini di saat akan menjawab pertanyaan dari seorang ahli Taurat/ סופרים/ Soferim tentang מצווה/ Mitzvah/ Perintah mana yang paling utama.

    Berikut ini akan kita pelajari bersama cara membacanya secara perlahan supaya dapat mengerti apa yang menjadi landasan iman orang Yahudi pada masa Yesus ( disalin tempel dari website https://www.sefaria.org) sementara untuk irama pengucapannya dapat ditemukan https://torahclass.com/audio-bible-in-hebrew/ dan audionya disediakan oleh http://www.mechon-mamre.org/

    Membaca Shema Yisrael :Huruf Ibrani, ” שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה  אחד ואהבת את יהוה אלהיך בכל־לבבך ובכל־נפשך ובכל־מאדך

    Cara membacanya kata demi kata menurut aturan tata bahasa Ibrani : ” Shema Yisrael; YHWH ( Adonai ) Eloheinu; YHWH ( Adonai ) ekhad. V’ahavta YHWH ( Adonai ) Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol meodekha. “

    ( Terdapat di Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 -5, Matius 22 : 37, Markus 12: 29 dan Lukas 25 : 27 )

    Membaca V’ahavta :Huruf Ibrani, ” ואהבת לרעך כמוך “

    Cara membacanya kata demi kata dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani : V’ahavta lereakha kamokha “

    ( Terdapat di ויקרא/ Vayikra/ Imamat 19 : 18, Matius 22 : 39, Markus 12 : 31, dan Lukas 10 : 27 )

    Juga disertai dengan ucapan berkat berikut :Huruf Ibrani ” . ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד“( Barukh Shem kevod malkuto le’olam va’ed yang artinya: diberkatilah nama yang mulia, kerajaanNya untuk selamanya dan kekal

    Mari kita bagikan kepada orang-orang yang yang belum mengetahui agar dapat belajar bersama mengenal keimanan yang telah bertahan selama ribuan tahun tersebut dan terutama diajarkan kepada anak-anak.

    Doa saya supaya רוח הקודש/Ruach Hakodesh/ Roh Kudus memberikan hikmat dan pengertian dalam hati kita semua untuk dapat memahami deklarasi dari משה/ Moshe/ Musa ini.

    האלהים אשר לו לבדו החכמה, לו הכבוד בישוע המשיח לעולמי עולמים. אמן.

    סליחה לי רפואה שלמה

    כל טוב עם ישראל חי

    #adonaiituesa #yeshuasangmesiasdialahtuan #mengembalikantorahkepadabangsabangsa #menjadikansegalabangsatalmiduntukyeshua #bergabungdenganrumahisrael #membagikankabarbaikpenebusan #sisaisraelakandiselamatkan
    🕎✡️📜🕯️👑🤴🏼♥️🩸🗺️☀️☁️🌈🌒🌌⛰️❄️🔥🌊🌬️💧🥛🍯🍷🇮🇱🍎🍏🌹🌾🍇🫒🐏🐑🐄🦌🐍🐟🐎🦁🐐🐫🦅🕊️🎶💍⚓⚖️🏹🗡️🛡️🗝️✝️₪

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four + 15 =