(By : Dessy Ariadna – Tim Penulis Stand To JESUS)
Dalam renungan sebelumnya kita melihat bagaimana akhir tragis dari hidup seorang ratu Wasti yang dibuang dari kerajaan akibat kesombongannya. Sekarang kita akan melihat kepada seorang wanita yang sederhana bernama Hadasa (Ibrani), yakni Ester (Persia), anak angkat dari Mordekhai. Dalam Ester 2:1-18, kita dapat melihat bagaimana sosok Ester, ia adalah wanita yang sederhana, rendah hati, yatim piatu sebab ayah dan ibunya telah meninggal, dan juga ia memiliki status sebagai orang buangan (pada zaman itu orang-orang Yahudi masuk ke masa pembuangan). Kendati demikian Tuhan menganugerahi Ester paras yang begitu cantik dan ia sama sekali tidak menyombongkan diri dengan hal itu.
Ketika titah dari raja Ahasyweros tersiar bahwa semua wanita cantik yang ada diseluruh wilayah kerajaan harus dikumpulkan di dalam benteng Susan, maka Ester pun turut masuk ke dalam istana raja, dibawah pengawasan Hegai, penjaga para wanita. Dan dalam nas kita dapat melihat betapa rendah hatinya seorang Ester, ia mau diajari dan menerima saran dari orang lain. Ia juga patuh terhadap nasehat dari Mordekhai, ayah angkatnya yang melarangnya untuk memberitahukan kepada siapapun asal usulnya, bahwa ia adalah orang Yahudi. Dan oleh anugerah Tuhan, Ester mendapatkan kasih sayang dari semua orang yang melihatnya dan ia juga mendapatkan kasih sayang dari baginda raja Ahasyweros melebihi semua anak dara lain, sehingga raja Ahasyweros mengenakan mahkota kerajaan kepada Ester dan menjadikannya ratu. Raja juga mengadakan perjamuan besar bagi Ester.
Tidak hanya sampai disitu, kerendahan hati seorang Ester pun terlihat dalam pasal-pasal berikutnya dimana ketika Haman merencanakan untuk memusnahkan seluruh bangsa Yahudi. Ester, Mordekhai dan semua orang Yahudi berserta dayang-dayang sang ratu berpuasa selama tiga hari tiga malam. Bayangkan saja seorang ratu seperti Ester rela berpuasa tiga hari tiga malam demi untuk keselamatan bangsanya. Dalam hal ini kita dapat melihat betapa Ester begitu mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya sehingga ia berpuasa dan merendahkan diri meminta pertolongan Tuhan dan tidak mengambil keputusan secara tergesa-gesa.
Dan hasilnya kuasa Tuhan bekerja, ketika Ester menghadap raja Ahasyweros, raja berkenan kepadanya dan mengulurkan tongkat emasnya. Padahal dalam aturan kerajaan kala itu, siapa saja yg menghadap raja tanpa dipanggil maka orang itu akan dihukum mati. Namun oleh anugerah Tuhan, Ester mendapat perkenanan dari raja Ahasyweros dan dapat tetap hidup. Resiko yang sangat besar yg diambil oleh Ester tetapi YAHWEH menyertai dia.
Bukan hanya sampai disitu, melalui Ester pula, Tuhan bekerja menyelamatkan orang-orang Yahudi sehingga mereka bebas dari pembinasaan yang di rancangkan oleh Haman dan orang Yahudi boleh berdiri dan membinasakan semua musuh-musuh mereka yang ada diseluruh wilayah kerajaan.
Tuhan tidak memakai orang yang merasa dirinya hebat dan sempurna untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya. Sebaliknya kita dapat melihat bagaimana Tuhan dapat memakai orang-orang yang sederhana, yang tidak dipandang dan tidak dianggap oleh orang lain untuk menyatakan kemuliaan-Nya.
1 Samuel 2:8 (TB) Ia menegakkan orang yg hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yg miskin dari lumpur, untuk mendudukan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan.
Tuhan YESUS memberkati๐๐๐๐๐