(By : Anne Josephine Tanujaya – Tim Penulis Stand To Jesus)
YAHWEH dekat dengan semua orang yang berseru kepada-Nya, dengan semua orang yang memanggil-Nya dalam kebenaran.” (Mazmur 145:18 – IMB).
Shalom saudaraku yang terkasih! Bagaimana kabarmu ini? Luar biasa, bukan? Tentunya luar biasa dong ya, karena Kasih-Nya selalu melimpah atas kita dan selalu baru setiap hari! So, apapun yang terjadi, harus tetap bersukacita ya ! Sebab Hati yang gembira adalah obat yang manjur.
Hmm..
kira-kira
pembahasan
renungan
kali
ini
apa
ya?
ada
yang
bisa
tebak
gak
nih?
Yup!
topik
pembahasan
kali
ini
cukup
menarik
karena
tentunya
di
renungan
kali
ini
saya
mau
sedikit
sharing
tentang
kebaikan
dan
pengalaman
rohani
saya
bersama
dengan
Tuhan.
Well,
apakah
kamu
pernah
mendengar
ungkapan
”
Dia
hanya
sejauh
DOA”?
Jikalau
pernah,
apa
yang
terbesit
dalam
benakmu
tentang
“DIA?”
Tentunya
terkadang,
kita
bertanya-tanya
bukan;
“Apakah
Tuhan
Yesus
itu
ada?
“Jikalau
ada,
dimanakah
DIA?
“
“Mengapa
kalau
DIA
ada
tapi
aku
tak
pernah
melihatnya?”
Pada
dasarnya
setiap
dari
kita
pasti
punya
pengalaman
rohani
dan
perjumpaan
langsung
bersama
dengan
DIA,
masing-masing
orang
pasti
memiliki
pengalaman
yang
berbeda-beda
tentunya
tidak
bisa
kita
samakan
satu
dengan
yang
lainnya,
tapi
disini
kita
akan
mencoba
mengulik
sosok
seperti
apakah
DIA?
Yup!
DIA
adalah
Tuhan
yang
begitu
mengasihi
dan
memedulikan
kita,
bahkan
Ia
ingin
selalu
dekat
dengan
kita.
Hal
yang
patut
menjadi
kebanggaan
bukan,
bagi
semua
orang
percaya?
Adakah
agama
dan
kepercayaan
yang
lain,
di
mana
umatnya
dapat
memanggil
Tuhannya
dengan
sebutan
‘Bapa’,
selain
kita
orang
percaya?
“Sebab
kamu
tidak
menerima
roh
perbudakan
yang
membuat
kamu
menjadi
takut
lagi,
tetapi
kamu
telah
menerima
Roh
yang
menjadikan
kamu
anak
Tuhan.
Oleh
Roh
itu
kita
berseru:
‘ya
Abba,
ya
Bapa!'”
–
Roma
8:15.
(ITB)”
Saya pernah membaca salah satu artikel rohani, yang dimana dikatakan kata ‘Abba’ dalam bahasa Aram secara harafiah berarti Bapa, ayah atau papa. Sebutan ‘Bapa’ adalah gambaran suatu hubungan yang begitu dekat dan akrab, hubungan antara bapa dan anak dalam sebuah keluarga.
Bible
menyatakan
setiap
orang
yang
percaya
kepada
Kristus
diberi
kuasa
menjadi
anak-anak
Tuhan
(Yohanes
1:12),
Ketika
kita
berdoa
dan
memanggil
Dia
sebagai
Bapa
itu
artinya
Tuhan
kita
bukanlah
Tuhan
yang
jauh,
Dia
dekat
sekali,
hanya
sejauh
doa-doa
kita.
Jikalau
kita
memahami
benar
pengalaman
dari
tokoh
Alkitab
yang
bernama
Daud,
Daud
memahami
benar
bahwa
Tuhan
itu
dekat
dan
Mahatahu:
“Ya,
YAHWEH,
Engkau
telah
menyelidiki
dan
mengenal
aku.
Engkau
melihat
ketika
aku
duduk
dan
ketika
aku
berdiri;
Engkau
memahami
pikiranku
dari
jauh.
Engkau
mengawasiku,
ketika
aku
berjalan
dan
ketika
aku
berbaring;
dan
mengenal
semua
jalanku”
(Mazmur
139:1-3
–
IMB).
Tuhan tahu apa yang kita perbuat, Dia tahu sekecil apa pun pergumulan kita, Dia tahu kebutuhan kita. Karena Tuhan itu dekat, Dia juga tahu kapan harus menegur, memperingatkan dan jika perlu mendidik dan menghajar kita yang adalah anak-anak-Nya, apabila kita melakukan pelanggaran atau hidup menyimpang dari rencana-Nya. Tapi, tahukah kamu jikalau Tuhan mendidik anak-anakNya itu dengan cara yang unik? Yuk, pahami dengan benar maksud Tuhan ‘mendidik’ kita, di balik kata menghajar, tentunya ada kata “AJAR” yang dimana Tuhan tidak hanya menghajar kita tetapi juga MENGAJAR kita supaya kita menyadari semua kesalahan dan perbuatan yang sudah kita lakukan, kemudian Ia pun menuntun kita untuk bertobat, sesuai kebenaran firman Tuhan.
Oleh sebab itu “…janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” (Ibrani 12:6 – ITB). Dari sinilah kita patut meneladani Daud yang tak henti-Nya berkomunikasi dengan Tuhan sekalipun ia sedang ada dalam tekanan, dan Bible jelas mencatat bahwa Tuhan menjawab doanya dari gunung-Nya yang kudus. Tuhan yang mendengar dan menjawab, artinya Dia memperhatikan dan peduli. Kedua, Daud. Dalam segala keadaan ia berseru kepada Tuhan. Terlebih dalam kesesakan, tak lain Tuhanlah tempat pelariannya. Ini harus menjadi gambaran iman kita.
Saya
mau
sedikit
sharing,
kalo
dari
Daud
lah
saya
belajar
banyak
hal,
ketaatan
iman
Daud,
kesetian
Daud
lah
yang
akhirnya
menggoncangkan
iman
saya
untuk
terus
setia
sama
Tuhan
,
tetap
berseru
dan
mengandalkan
Tuhan
di
dalam
setiap
aspek
kehidupan
saya,
tak
terkecuali.
Saya
percaya,
apapun
yang
terjadi
dalam
kehidupan
saya
,
baik
ataupun
buruk,
itu
semua
atas
seizin
Tuhan.
Tuhan
gak
pernah
lepas
kendali
atas
hidup
saya,
karena
hidup
saya
ada
di
tangan-Nya.
Jadi
apapun
yang
terjadi,
saya
selalu
memprioritaskan
Tuhan
di
atas
segalanya.
Taukah
kamu,
jikalau
harta,
tahta,
kekayaan,
kemewahan,
jabatan,
semua
hal
yang
di
duniawi
itu
bersifat
fana
dan
sementara,
itu
semua
hanya
titipan
dari
Tuhan
ketika
kita
masih
berada
di
dunia.
Kalau
kita
hanya
sibuk
mengejar
nafsu
duniawi,
hidup
kita
gak
akan
tenang.
Saya
bisa
jamin,
hidup
kita
pun
tidak
ada
damai
sejahtera,
karena
hanya
terfokus
untuk
mengejar
apa
yang
ada
di
dunia.
Lupa
bahwa
hidup
kita
adalah
milik
Tuhan.
Bahkan
seringkali
kita
lupa
melibatkan
Tuhan
di
dalamnya,
sang
Pemberi
berkat.
Terkadang
kita
hanya
fokus
kepada
berkatnya
bukan
Sang
Pemberi
Berkat!
sampai-sampai
hal
yang
terkadang
kita
anggap
sepele
seperti
“berdoa”
pun
kita
lupa?
Tak
jarang
,
jikalau
kita
diperhadapkan
dengan
suatu
masalah
bertubi”
kita
enggan
berdoa
kepada
Tuhan,
kita
malah
sibuk
untuk
cerita
ke
sana
sini
dengan
harapan
mendapat
respon
baik
dari
orang
sekitar
kita,
mendapatkan
solusi
tapi
pada
akhirnya
semua
usaha
pun
sia-sia,
justru
kita
tidak
mendapatkan
apapun,
untuk
dapat
memecahkan
masalah
tersebut.
Salahnya
dimana?
Karena
kita
seringkali
terlalu
berharap
ke
manusia,
yang
padahal
kita
pun
tahu
manusia
itu
terbatas
dan
bisa
saja
mengecewakan.
Padahal
tanpa
kita
sadari
juga
,
sebenarnya
disaat
itu
Tuhan
sedang
menunggu
kita,
Ia
rindu
untuk
mendengar
semua
doa
kita.
Ia
mau
menanggung
semua
bebanmu
asalkan
kamu
mau
menjawab
sapaan
Tuhan
itu.
Tuhan
rindu
kehadiranmu
untuk
datang
kepada-Nya.
Tuhan
itu
tidak
jauh,
Tuhan
hanya
sejauh
doa,
dan
Tuhan
YESUS,
penjawab
doa.
Saudaraku terkasih, dalam bacaan Injil hari ini Tuhan menyapa kita dengan begitu akrab dan lembut “Marilah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu” (Matius 11:28 – ITB). Jika demikian maka semua tergantung kita, maukah kita menjawab sapaan Tuhan itu, maukah kita datang kepada Tuhan lewat doa dan membawa serta pergumulan dan masalah-masalah hidup kita. Ya, semua tergantung kita. Bukankah sering kali kita bertindak sebaliknya, ketika menghadapi masalah kita justru semakin menjauh dari Tuhan atau berpikir bahwa Tuhan itu tidak ada karena masalah-masalah yang kita hadapi tak kunjung ada penyelesaian. Padahal Tuhan justru sedang menunggu kita, untuk meringankan masalah-masalah yang sedang kita hadapi, Tuhan sedang menunggu kita untuk memberikan kita ketenangan.
Jangan pernah berputus asa, jangan pernah berpikir Tuhan jauh dari kita, dia berada dekat dengan kita asalkan kita mau menemuinya. Masalah atau pergumulan hidup, bukanlah sebuah alasan untuk membuat kita jauh dari Tuhan, sebaliknya jadikanlah masalah-masalah yang kita hadapi sebagai jalan untuk semakin mendekatkan diri kita dan keluarga kita pada Tuhan. Saudaraku, mari datang pada Tuhan, mari bawa serta pergumulan dan masalah-masalah hidup kita pada Tuhan, mari jumpai Tuhan di dalam doa-doa kita.
Yuk, Semangattt terussss! tetep maju di dalam Tuhan ya!
Message
from
God
;
”
Dan
jika
kita
tahu
bahwa
Dia
mendengarkan
apa
saja
yang
kita
minta,
maka
kita
juga
tahu
bahwa
kita
mendapatkan
apa
saja
yang
kita
minta
dari
Dia.
”
–
1
Yohanes
5
:
15
(IMB)
JESUS Bless you 🙌