ADILKAH YANG DIALAMI OLEH RATU WASTI?

(Penulis : Dessy Maharani – Stand To JESUS)

Ratu Wasti (Vashti) adalah isteri pertama raja Ahasyweros dari Persia, dia digambarkan sebagai sosok wanita yang sangat cantik dan membuat raja Ahasyweros sangat bangga dan memuji kecantikannya. Pada suatu hari saat raja Ahasyweros mengadakan sebuah pesta,  dia meminta ketujuh sida-sidanya untuk membawa ratu Wasti ke hadapannya dengan mengenakan mahkota kerajaan agar dia dapat memperlihatkan kepada semua orang betapa cantiknya isterinya.

Ester 1:10-11 (IMB) Pada hari yang ketujuh, ketika hati raja sedang riang gembira oleh karena minum anggur, ia memerintahkan Mehuman, Bizta, Harbona, Bigta, Abagta, Zetar dan Karkas, yaitu ketujuh sida-sida yang melayani di hadapan raja Ahashweros, untuk membawa ratu Wasti ke hadapan raja, lengkap dengan memakai mahkota kerajaan untuk memperlihatkan kecantikannya kepada seluruh rakyat dan para pembesar, sebab ia sangat elok rupanya.

Namun ratu Wasti menolak untuk datang dan tetap berada di ruang pesta pribadi yang sudah dia adakan sendiri untuk para wanita. Ada statement mengerikan yang mengatakan alasan ratu Wasti menolak datang ke pesta raja, karena dia disuruh datang dalam keadaan telanjang, tetapi mengingat budaya kerajaan Persia yang sangat menghormati ratu mereka, dan ratu merupakan mahkota kemuliaan kerajaan dan harga diri dari raja Persia, bahkan dianggap sebagai dewi dalam budaya Persia, sangat mustahil jika raja Ahasyweros melakukan hal demikian, itu sama saja dengan melucuti dirinya sendiri dan merendahkan dirinya sendiri di muka umum. Tentunya statement semacam ini gugur dan tidak benar. Kita bisa melihat juga dari cara raja Ahasyweros memperlakukan Ester, dia tidak pernah sekalipun mempermalukannya di hadapan semua orang sekalipun Ester memiliki paras yang sangat cantik, apalagi terhadap Wasti, sangatlah tidak mungkin. 

Penolakan ratu Wasti untuk datang ke dalam pesta yang diadakan oleh raja Ahasyweros, telah membuat raja Ahasyweros di permalukan di depan banyak orang yang hadir di pestanya. Penolakan ini pada akhirnya menyebabkan gelar Wasti sebagai ratu Persia dicopot dan raja Ahasyweros membuangnya dari kerajaan.

Ester 1:12 (IMB) Tetapi ratu Wasti menolak untuk menuruti perintah raja melalui perantaraan sida-sida. Raja menjadi sangat marah, dan murkanya menyala-nyala di dalam dirinya.

Tetapi, adilkah yang dialami oleh ratu Wasti? Jawabannya adalah TIDAK. Raja Ahasyweros sendiri terdorong untuk membuang Wasti bukan atas kehendaknya pribadi, dia memang marah kepada Wasti tetapi tidak punya niat untuk membuangnya dan mengasingkannya. Dorongan untuk membuang Wasti datang dari hasutan Memukan seorang pembesar kerajaan Persia yang merupakan orang terdekat raja Ahasyweros. Dia lah sumber dari ketidakadilan yang dialami oleh Wasti.

Ester 1:16-17 (IMB) Memukan menjawab di hadapan raja dan para pembesar, “Ratu Wasti, tidak hanya melakukan kesalahan terhadap raja, tetapi juga terhadap semua pembesar, dan terhadap seluruh rakyat di provinsi-provinsi raja Ahashweros. Karena perbuatan ratu itu akan menyebar kepada semua wanita, sehingga mereka dapat memandang rendah para suaminya dengan adanya pemberitaan bahwa raja Ahashweros memerintahkan untuk membawa ratu Wasti ke hadapan raja, tetapi ratu tidak mau datang.

Ester 1:18-21 (IMB) Pada hari ini juga, para istri pembesar Persia dan Media yang telah mendengar perbuatan ratu akan mengatakan hal yang sama kepada seluruh pembesar raja. Hal ini akan menimbulkan suatu penghinaan dan perselisihan. Jika raja berkenan, biarlah suatu keputusan kerajaan dikeluarkan dari hadapan raja dan biarlah hal itu dituliskan di dalam hukum Persia dan Media, sehingga tidak dapat diubah lagi, bahwa Wasti tidak boleh menghadap raja Ahashweros. Dan biarlah raja menyerahkan kedudukan ratu kepada orang lain yang lebih baik daripadanya. Karena hal ini adalah sesuatu yang luar biasa, maka ketika raja mengumumkan keputusannya ini bagi seluruh kerajaannya, semua istri akan memberi hormat kepada suami-suami mereka, dari pembesar sampai kepada rakyat kecil. ” Perkataan itu menyenangkan raja dan para pembesar, lalu raja melakukannya sesuai perkataan Memukan.

Dalam hal ini Memukan menghasut raja agar Wasti dihukum lebih berat dari apa yang sudah dia lakukan. Hukuman yang diterima Wasti sebenarnya sangat tidak sepadan dengan apa yang sudah dia perbuat. Raja Ahasyweros sebenarnya bisa saja menghukum Wasti dengan membuatnya tidak dapat menemuinya sama sekali seperti yang ratu Wasti sudah lakukan yaitu menolak untuk menemuinya, tetapi bukan membuangnya.

Raja Ahasyweros sebenarnya bukanlah orang yang keji, dia sebenarnya sangat mencintai Wasti. Jika tidak, dia tidak akan terkenang kembali kepada Wasti dan menyesali apa yang sudah dia perbuat terhadap Wasti. Ini bukti bahwa dia telah dihasut. Dan kenapa seorang suami seperti raja Ahasyweros malah meminta saran orang luar untuk permasalahan rumah tangganya? Padahal dia sebenarnya bisa menyelesaikannya sendiri bersama dengan Wasti tanpa campur tangan orang luar. Jangan pernah melibatkan orang luar dalam urusan rumah tanggamu, mereka tidak punya hak untuk itu, dan jangan memberi mereka hak.

Ester 2:1 (IMB) Sesudah peristiwa ini, ketika murka raja Ahashweros telah mereda, ia mengingat Wasti dan segala yang telah dilakukannya, juga apa yang telah raja putuskan terhadapnya.

Dan sepertinya raja Ahasyweros belajar dari kesalahannya, sehingga pada saat Ester menyatakan permasalahannya kepada raja Ahasyweros dan ternyata raja Ahasyweros pada akhirnya mengetahui bahwa istrinya adalah orang Yahudi, dia tidak meminta orang luar lagi seperti Memukan dan para pembesar Persia lainnya untuk turut campur dalam urusan rumah tangganya dengan Ester, dia mengambil inisiatif untuk menyelesaikannya bersama dengan Ester. Karena jika dia kembali melibatkan Memukan dan para pembesar Persia lainnya, mereka akan kembali menghasut raja Ahasyweros saat mereka mengetahui bahwa Ester adalah orang Yahudi, dan seperti kita tau pada zaman itu orang-orang Persia sangat tidak menyukai orang-orang Yahudi dan berusaha untuk menumpas mereka, dalam hal ini raja Ahasyweros sudah berlaku sangat bijaksana dengan tidak melibatkan mereka dalam urusan rumah tangganya dengan Ester.

Dari kisah rumah tangga ratu Wasti dan raja Ahasyweros kita dapat belajar untuk jangan melibatkan orang luar dalam urusan rumah tangga, selesaikan secara pribadi dengan pasangan, jangan menerima masukan apalagi yang berpotensi merusak hubungan dengan anggota keluarga. Rumah tangga raja Ahasyweros dan ratu Ester terselamatkan karena raja Ahasyweros tidak lagi meminta saran kepada orang luar untuk urusan rumah tangganya sehingga tidak ada yang dapat menghasutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 × 2 =