THOMAS BAKER, MISIONARIS YANG MENJADI MARTIR DI FIJI

Ketika mendengar kata Fiji kalian akan terpesona dengan keindahan pantainya, pesona alamnya dan keramahan penduduknya. Namun tahukah kalian dibalik itu semua ada kisah pilu dari seorang misionaris asal Inggris Thomas Baker yang menjadi korban kebengisan penduduk asli Kepulauan Fiji. Sebelum Kekristenan masuk ke Fiji, suku asli Fiji terkenal akan praktek sihir, kebengisan dan kanibalismenya yang luar biasa dan Thomas Baker menjadi salah satu korbannya.

Thomas Baker adalah seorang bangsawan Inggris yang lahir di Sussex, Inggris pada 6 Februari 1832. Bersama para misionaris lainnya ia datang ke Fiji dan mendarat di pulau Viti Levu dengan tujuan mulia yakni mewartakan Injil agar penduduk Fiji diselamatkan dan lepas dari kegelapan.

Bersama rekan-rekannya dan beberapa misionaris Fiji, ia berkunjung ke kampung-kampung setempat untuk memberitakan injil hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi bertiga saja dengan rekan-rekannya ke dusun Navosa. Pada awalnya kedatangannya disambut ramah oleh penduduk dusun. Dia berbincang-bincang dengan kepala suku dan seluruh penduduk kampung dan memberitakan Injil kepada mereka.

Namun tanpa diduga kejadian yang menyebabkan malapetaka itu terjadi. Lantaran penasaran dengan sisir bambu yang tertancap dirambut kepala suku Navosa. Thomas Baker pun tanpa pikir panjang mengambil sisir bambu tersebut dari atas kepala si kepala suku dan mengamat-ngamatinya.

Ternyata tindakan ceroboh Thomas Baker ini dianggap sebagai tantangan dan memancing kemarahan sang kepala suku dan juga seluruh penduduk dusun Navosa. Sebab menurut tradisi masyarakat setempat menyentuh rambut dan sisir bambu dari kepala suku dianggap sebagai tantangan untuk berperang.

Penduduk dusun Navosa merasa mereka dan kepala suku mereka telah diremehkan oleh Thomas Baker (walaupun sebenarnya itu tidaklah sengaja dilakukan oleh Thomas, sebab ia tidak mengetahui adat istiadat dari penduduk setempat). Penduduk dusun Navosa dan kepala suku merekapun merencanakan untuk membunuh dan memakan Thomas beserta kedua rekannya.

Ketika Thomas dan kedua rekannya keluar dari dusun Navosa, mereka dibuntuti oleh beberapa pengawal kepala suku. Ditengah perjalanan Thomas Baker diserang dan lehernya ditebas. Thomas Baker tewas pada tahun 1876. Kedua rekan Thomas Baker melarikan diri ketika melihat apa yang terjadi pada Thomas, mereka sempat dikejar namun berhasil meloloskan diri hingga ke dusun tetangga, mereka pun menceritakan apa yang dialami oleh Thomas ke penghuni dusun tetangga. Berita ini dengan cepat menyebar hingga sampai ke telinga raja dari Kepulauan Fiji. Setelah diketahui bahwa Thomas Baker adalah keturunan bangsawan kerajaan Inggris, maka berita mengerikan itu disampaikan kepada Kerajaan Inggris.

Setelah membunuh Thomas Baker, penduduk dusun Navosa mencincang tubuh Thomas menjadi beberapa bagian dan dimasukkan di dalam sebelah galian tanah berbentuk bundar lengkap dengan sayuran. Sebagian potongan tubuh Thomas dibagikan kepada penduduk dusun tetangga. Tulang belulang dan sepatunya diletakkan di bawah pohon beringin sebagai persembahan.

Thomas Baker tidak menyangka bahwa niat baiknya memberitakan Kabar Keselamatan kepada penduduk dusun Navosa justru dibalas dengan bengis dan kejam. Sepatu Thomas kini diabadikan oleh pemerintah Fiji dan Gereja Fiji di museum Suva, Fiji (kalian dapat melihat sepatunya bila berkunjung ke museum ini).

Namun apa yang dilakukan oleh penduduk dusun Navosa tidak berhenti sampai disitu, setelah pembunuhan sadis yang mereka lakukan kepada Thomas Baker, suku-suku di wilayah distrik Nabutautau termasuk dusun Navosa mengalami tulah dan berbagai peristiwa aneh. Sejak pembunuhan Thomas Baker, anak-anak mereka mengalami berbagai penyakit aneh yang tidak bisa disembuhkan dan terus berlanjut hingga sebelas keturunan. Berbagai persoalan pun silih berganti timbul menimpa suku ini dan sulit terselesaikan.

Hingga pada tahun 2003, Filimoni Nawawabalevu kepala suku di distrik Nabutautau, yang merupakan keturunan kesebelas dari kepala suku yang membunuh Thomas Baker, meminta maaf kepada cicit Baker dan seluruh keluarga keturunan Baker, beliau mengirim pesan kepada keluarga keturunan Thomas Baker di Inggris. Diadakan juga pesta adat besar dan perkumpulan doa besar yang dilakukan untuk memutuskan kutukan yang dialami oleh penduduk suku akibat pembunuhan sadis dan kanibalisme yang dilakukan nenek moyang mereka terhadap Thomas Baker yang adalah utusan Tuhan, keluarga besar Thomas Baker juga diundang ke acara ini dan cicit-cicit Baker datang ke Fiji dan menghadiri acara ini.

Untuk mengenang Thomas Baker, pemerintah Fiji membuat sebuah monumen yang dinamai dengan nama Thomas Baker di Navosa, distrik Nubutautau tempat dibunuhnya Thomas Baker. Namanya juga diabadikan sebagai nama aula di kampus Teologi Davuilevu. Sedangkan tulang belulang Thomas Baker disimpan di dalam peti dan dikubur di lantai dasar aula.

Sejak penduduk Navosa meminta maaf kepada keluarga keturunan Thomas Baker, masalah penyakit aneh yang menimpa keturunan mereka hilang begitu saja, dan anak-anak yang lahir setelah tahun 2003 semua tidak terkena penyakit aneh seperti keturunan-keturunan sebelumnya, dan penduduk Navosa tidak lagi mengalami masalah-masalah aneh dan kejadian-kejadian diluar nalar seperti yang sebelumnya mereka alami.

1 Tawarikh 16:22 (IMB) Janganlah menyentuh orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat terhadap nabi-nabi-Ku.

Mazmur 105:15 (IMB) “Jangan menyentuh orang-orang yang Kuurapi, dan janganlah mencelakakan nabi-nabi-Ku. “

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twenty − 19 =