Amsal 18:21 (TB) “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.”
Kepulauan Solomon memiliki keunikan tersendiri, penduduk asli pulau tersebut bukanlah orang-orang yang suka menebang pohon seperti kebanyakan orang di daerah lain. Penduduk pulau ini sangat ramah dn bersahabat dengan alam. Jika mereka membutuhkan kayu untuk kebutuhan mereka seperti pembangunan rumah dan sebagainya, mereka tidak serta merta menebang pohon dengan membabi buta. Mereka mmiliki cara unik yang sudah diterapkan selama turun-temurun oleh nenek moyang mereka selama ribuan tahun. Cara unik tersebut adalah dengan mengelilingi pohon tersebut lalu memaki-makinya. Ya anda tidak salah mendengar, itu adalah cara penduduk kepulauan Solomon sejak ribuan tahun, ketika membutuhkan kayu, dua orang akan memanjat pohon itu hingga ke puncak dan memaki-maki pohon itu dari puncak pohon. Menurut penduduk setempat itu bukanlah sekedar makian tetapi mereka sedang mengutuk pohon tersebut agar pohon itu mati hingga ke akar-akarnyanya dan hal itu mereka lakukan selama berjam-jam dan berulang-ulang. Aneh tapi nyata dalam waktu tiga sampai empat hari pohon yang telah mreka maki itu mengering dan mati. Setelah pohon itu mati, barulah mereka menebangnya.
Hal ini mengingatkan saya kepada Tuhan Yesus yang mengutuki pohon ara setelah mendapati bahwa pohon itu tidak berbuah. Hasilnya pohon itu kering dan mati (Markus 11:12-14 dan 20-23).
Satu hal yang luar biasa yang kita bisa pelajari dari penduduk kepulauan Solomon adalah mereka berkata bahwa pada saat mereka mengucapkan kata-kata demikian kepada pohon tersebut, mereka melakukannya tanpa bimbang, karena menurut mereka bila hal itu dilakukan dengan bimbang, maka tidak akan berdampak apapun bagi pohon tersebut. Pelajaran yang dapat kita petik dari penduduk kepulauan Solomon adalah :
1. Percaya itu harus sepenuh hati dan jangan ada kebimbangan, sebab orang yang bimbang tidak akan mendapatkan apapun.
2. Hati-hati menggunakan lidah.
Tuhan YESUS memberkati