Siapa yang tidak mengenal Demi Lovato? Salah satu penyanyi papan atas Amerika Serikat, berparas sangat cantik dan bertubuh sangat seksi, Demi Lovato pernah tercatat sebagai wanita yang menjadi primadona di hati para pria seantero Amerika Serikat. Demi Lovato bukan hanya seorang penyanyi, ia juga seorang aktris dan kemampuan aktingnya dalam layar lebar sudah tidak dapat diragukan lagi. Singlenya yang paling meledak sepanjang sejarah karirnya adalah : “Skycraper” dan “Fix a Heart”. Menurut survey jutaan wanita di Amerika Serikat rela berbuat apa saja untuk bisa menjadi seperti Demi Lovato. Namun apakah Demi Lovato bahagia?
Pengakuan mengejutkan dilontarkan oleh Demi Lovato dalam sebuah wawancara, ia mengakui bahwa ia pernah 3 kali mencoba memotong urat nadi ditangannya. Alasannya sungguh tidak terduga, ia mengakui bahwa ia tidak pernah bahagia, “Aku tidak pernah memiliki teman yang benar-benar dekat denganku”. Demi Lovato mengakui bahwa dirinya seringkali dilanda stress terutama saat ia sedang sendiri dan tidak ada seorangpun yang menemaninya, “Aku depresi dan rasanya ingin mati setiap kali melihat tidak ada seorangpun didekatku”. Demi Lovato bahkan pernah menjalani terapi dan rehabilitasi selama 3 bulan akibat ia kedapatan mengiris tangannya dengan silet dan mencoba melukai dirinya dengan pisau lipat.
Semua depresi yang dialami Demi Lovato berawal dari kejadian yang dialaminya semasa sekolah. Saat masih sekolah dan belum menjadi seorang selebriti, Demi Lovato kerap kali mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari anak-anak sebayanya kala itu, hanya karena ia memiliki tubuh yang gemuk, “Mereka mengejekku karena bentuk tubuhku, mereka menertawakanku, terkadang mereka menyemprotkan air kepadaku, menempeli permen karet pada tempat dudukku di kelas, banyak hal yang mereka lakukan terhadapku sehingga membuatku depresi!”
“Aku mencoba mendekati beberapa dari mereka karena aku ingin berteman tetapi mereka menolakku dan memandangku dengan aneh, aku hanya ingin memiliki teman walaupun itu hanya satu dua orang saja, tetapi mereka menolakku! Mereka membuatku gila!”
Akibatnya, Demi membenci bentuk tubuhnya sendiri, ia menjadi penderita eating disorder yang semakin lama berkembang menjadi bulimia (bulimia adalah keadaan dimana seseorang makan dengan porsi sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat lalu dengan sengaja memuntahkannya baik dengan paksaan maupun dengan obat). Hal ini diakibatkan keinginan kuatnya supaya menjadi kurus. Tidak tanggung-tanggung Demi Lovato bahkan pernah menjalani perawatan dirumah sakit akibat muntah darah. Kehidupan Demi Lovato berubah 180° setelah ia menjadi seorang selebriti diusia 18 tahun, “Awalnya aku merasa bahagia karena mendadak banyak orang yang ingin berteman denganku setelah aku menjadi seorang selebriti, namun itu tidak berlangsung lama, aku menerima kenyataan pahit dimana mereka ingin menjadi temanku hanya karena popularitas yang ku miliki semata, saat aku ada masalah aku tidak menemukan seorangpun yang mau mendengar isi hatiku, mereka meninggalkanku, aku kembali sendiri.”
Akibat depresi, Demi Lovato sempat menjadi pecandu Alkohol dan obat tidur. Meskipun saat ini dia telah menjadi seorang wanita yang sangat cantik, terkenal, seksi, kurus dan dipuja. Namun itu bukanlah sebuah solusi karena ia masih tidak bisa menghilangkan luka lama yang ada dihatinya dan masih merasakan kesendirian dalam hidupnya. Ibunda Demi Lovato mengakui bahwa putrinya takut akan kesendirian “Saat ia putus dengan kekasihnya, ia mulai menyiksa diri karena takut sendiri, saat teman-temannya tidak memperdulikannya ia juga menyiksa diri, putriku sangat takut dengan kesendirian.”
Demi Lovato mengakui bahwa ia tengah berjuang hari demi hari untuk menyembuhkan dirinya, ia mulai sering mengikuti kegiatan-kegiatan kerohanian, dengan harapan dirinya akan sembuh dan menemukan hidup yang baru. Kisah hidup Demi Lovato seharusnya tidak dialami oleh anak manapun di dunia ini. Menyakiti orang lain memang mudah tapi menyembuhkan luka hati butuh waktu yang tidak sebentar.
Roma 14:10 (TB) Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Tuhan.
Stop Bullying, Respect Each Others.
Sumber : Christian Testimony