(By : Dessy Ariadna – Tim Penulis Stand To JESUS)
Pernah mendengar kata hukum karma? Seringkali orang-orang Kristen awam menyamakan hukum karma dan hukum tabur tuai, dan menganggap keduanya tidak ada bedanya. Namun benarkah demikian? Mari kita simak baik-baik perbedaan karma dan tabur tuai.
Karma adalah hukum yang ada dalam agama Hindu dan Buddha, karma artinya hukum sebab akibat. Karma dalam agama Hindu dan Buddha adalah sesuatu yang tidak bisa diputuskan, lingkaran atau rantai karma ini akan terus berlangsung selama manusia lahir dan mengalami reinkarnasi di bumi. Jika pada kehidupan sebelumnya manusia itu sangat jahat dan tidak mengalami karma buruk di kehidupan sebelumnya, maka di kehidupan selanjutnya (reinkarnasi) dia akan menuai karma buruk atas tindakannya dimasa lalu, begitu juga jika di kehidupan sebelumnya manusia melakukan hal-hal baik, maka dia akan menuai karma baik di reinkarnasi berikutnya, itulah yang dinamakan dengan lingkaran karma dalam agama Hindu dan Buddha.
Apakah konsep ini sama dengan hukum tabur tuai dalam Bible? Tentu saja tidak, konsep karma dalam agama Hindu dan Buddha berlaku hingga kehidupan (reinkarnasi) berikutnya dari manusia, sedangkan tabur tuai berlaku hanya di satu kehidupan manusia di bumi tanpa adanya reinkarnasi karena Bible tidak mengajarkan mengenai reinkarnasi, contohnya saja jika seseorang terus-menerus menipu orang lain sepanjang hidupnya, maka tabur tuai yang akan dia alami selama di bumi, dia tidak akan dipercaya oleh siapapun lagi, bahkan bisa jadi dia mengalami penipuan yang sama dimasa depan, contohnya seperti yang di alami oleh Yakub, dia menipu Esau dua kali, mengambil hak kesulungan dan mengambil berkat yang di siapkan Ishak untuk Esau, di kemudian hari, Yakub malah ditipu oleh Laban mertuanya sendiri hingga berkali-kali (tentu saja yang diperbuat Laban kepada Yakub sangatlah jahat dan tidak berkenan di mata Tuhan, karena itulah Tuhan menyelamatkan Yakub dari Laban sekalipun Yakub pernah berbuat kesalahan di masa lalu). Contoh lain dari hukum tabur tuai adalah jika seseorang menebar benih untuk pelayanan pekerjaan Tuhan maka dia akan menuai hasil berkelimpahan dari apa yang telah dia tabur.
Dalam konsep agama Hindu dan Buddha apa yang diperbuat seseorang menentukan karma apa yang akan dia terima di kehidupan yang akan datang (reinkarnasi selanjutnya), konsep keselamatan dalam agama Hindu dan Buddha juga bergantung kepada usaha dan perbuatan manusia, hal ini jelas berbeda dengan hukum tabur tuai yang ada dalam Kekristenan dan tentu saja berbeda dengan konsep keselamatan yang ada dalam Kekristenan dimana keselamatan di dalam Kekristenan adalah karena kasih karunia (anugerah) bukan karena hasil usaha dan perbuatan manusia.
Galatia 6:7-10 (IMB) Janganlah tersesat. Elohim tidak dapat dipermainkan, karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab ia yang menabur dengan kedagingan, akan menuai kebinasaan dari kedagingan itu, tetapi ia yang menabur dengan Roh, akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah lelah dalam berbuat kebaikan, karena jika kita tidak menjadi lemah, maka kita akan menuai pada waktunya. Karena itu, selama masih ada kesempatan, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, terutama kepada saudara seiman.
2 Korintus 9:6-11 (IMB) Ingatlah, siapa yang menabur sedikit, ia akan menuai sedikit, dan siapa yang menabur banyak, ia akan menuai banyak. Biarlah masing-masing memberi sesuai dengan keinginan hatinya, jangan dengan dukacita atau karena terpaksa, sebab Elohim mengasihi orang yang memberi dengan senang hati. Elohim sanggup melimpahkan segala anugerah kepadamu, supaya kamu senantiasa beroleh segala kecukupan dalam segala sesuatu, dan berkelimpahan dalam perbuatan baik. Seperti telah tertulis, “Dia membagi-bagikan, Dia memberikan kepada orang-orang miskin, dan kebaikan-Nya berlangsung untuk selama-lamanya. ” Elohim yang menyediakan benih bagi penabur dan roti sebagai makanan, Dia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya, dan Dia juga yang menumbuhkan buah-buah kebenaranmu, sehingga kamu diperkaya dalam segala hal, dan akan membuahkan ucapan syukur kepada Elohim melalui kami.