(By : Nathanael Agung Surya Putra – Tim Penulis Stand To Jesus)
Setiap panggilan menuntut suatu respons. Demikian pula Samuel. Ketika dipanggil oleh YAHWEH, Samuel merespons panggilan itu. Respons Samuel seharusnya juga menjadi respons kita terhadap panggilan Tuhan.
“Samuel! Samuel!” Pada awalnya, Samuel belum mengenali siapa yang berseru-seru kepadanya. Samuel hanya lari kepada Eli karena merasa bahwa Eli yang telah memanggilnya. Samuel belum mengenali suara Tuha . Namun, Eli menuntunnya untuk memastikan bahwa suara yang Samuel dengar adalah suara Tuhan. Ketika Tuhan memanggilnya untuk ketiga kalinya, barulah Samuel menyadari adanya suara Tuhan.
Tuhan kemudian berfirman kepada Samuel (1 Samuel 3:11-14) tentang kepastian hukuman-Nya atas keluarga Eli. Setelah belajar mengenal suara Tuhan, Samuel juga belajar menyampaikan firman Tuhan kepada Eli. Dengan sejujurnya, ia menyampaikan seluruh firman Tuhan kepada Eli.
Demikianlah, Samuel kemudian dipakai oleh Tuhan menjadi nabi bagi bangsa Israel. Melalui Samuel, Tuhan menyatakan kehadiran-Nya bagi bangsa Israel. Kegagalan Imam Eli dan dosa yang dilakukan anak-anaknya tidak menggagalkan janji Tuhan untuk tetap hadir di tengah umat-Nya. Tuhan memilih dan memanggil Samuel untuk menunjukkan kesetiaan janji-Nya kepada bangsa Israel.
Tuhan tidak pernah berhenti berfirman. Melalui firman-Nya, Tuhan menyatakan diri-Nya, isi hati, janji, rencana, dan kehendak-Nya bagi semua orang percaya. Tujuannya adalah agar umat yang dikasihi-Nya, bahkan semua bangsa, dapat mengenal Dia dan mereka hidup sebagai umat-Nya yang menyenangkan di hadapan-Nya. Untuk inilah, orang percaya dipilih dan dipanggil oleh Tuhan.
Tuhan sudah memilih dan memanggil kita melalui firman-Nya yang telah menjadi manusia: YESUS Kristus. Kita dipanggil Tuhan bukan untuk diam saja, tetapi untuk melakukan sesuatu bagi-Nya. Mari kita merespons panggilan itu dengan menjalankan kehendak-Nya tanpa syarat.
