(By : Nathanael Agung Surya Putra – Tim Penulis Stand To Jesus)
“Janji-Mu, ya Elohim, ada padaku; aku akan memberikan puji-pujian kepada-Mu.” (Mazmur 56:13 – IMB)
Masih banyak yang mengganjal dalam hati orang percaya dan timbul tanda tanya: “Mengapa janji Tuhan belum juga tergenapi dalam hidupku, padahal sudah lama aku menunggu-nunggu?” Tak semua orang percaya menyadari bahwa antara janji sampai kepada kegenapannya membutuhkan waktu; dan Tuhan memakai waktu untuk membentuk dan memroses kita agar kita semakin dewasa rohani, mengajar kita untuk hidup bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan semakin melekat kepada-Nya.
Orang percaya tak seharusnya ragu dan bimbang terhadap apa yang Tuhan telah janjikan, karena janji Tuhan adalah ya dan amin. Kalau Tuhan yang berjanji pasti Dia pasti akan menggenapinya, sebab Dia “Elohim bukanlah manusia sehingga Dia berdusta; juga bukan anak manusia sehingga Dia menyesal. Apakah setelah Dia berfirman, Dia tidak melakukannya; atau setelah Dia berbicara, Dia tidak menggenapinya? (Bilangan 23:19 – IMB). Namun yang harus diperhatikan adalah ada proses yang harus dilalui untuk kita melihat janji Tuhan itu digenapi.
Bagaimana sikap kita seharusnya dalam mengharapkan kegenapan janji Tuhan?
1. Pegang teguh janji Tuhan. Kalau kita tahu bahwa yang berjanji itu Tuhan, bukan manusia, maka tidak ada hal-hal yang perlu dipertanyakan lagi, semisal: benarkah mujizat Tuhan masih ada? Sungguhkah penyakitku bisa sembuh? Dapatkah ekonomi keluarga pulih? Karena itu jangan pernah memberontak saat dalam proses! Tetapi tetap beriman dan percaya!
2. Jangan terpengaruh oleh situasi. Setelah kita tahu ada janji Tuhan, maka fokus kita harus pada Tuhan yang membuat janji itu, bukan pada situasi atau kondisi yang ada. Sekalipun hari-hari yang kita jalani tampak berat, ada masalah dan kesulitan, tapi jika arah pandang kita senantiasa tertuju kepada Tuhan dan janji-Nya, kita takkan menjadi lemah dan putus asa. Ingatlah bahwa waktu Tuhan bukan waktu kita, dan waktu Tuhan adalah yang terbaik. Oleh karena itu belajarlah untuk tetap bersyukur, dan semakin kita bersyukur semakin kita beroleh kekuatan untuk menanti-nantikan Tuhan.
“Sebab semua janji Elohim di dalam Dia kami katakan “Ya” dan “Amin”, bagi kemuliaan Elohim.” (2 Korintus 1:20 – IMB)