KEKRISTENAN DAN SUKU PRIBILOF

Suku Pribilof adalah sebuah suku yang mendiami gugusan kepulauan Aleutian dan gugusan kepulauan Pribilof, Alaska, Amerika Serikat, suku ini masih memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan suku Inuit (Eskimo) dan suku Aleut. Orang-orang Aleut sendiri menyebut orang-orang Pribilof sebagai orang-orang Amiq, karena hubungan kekerabatan yang dekat dengan mereka.

Kekristenan dan suku Pribilof sangat erat kaitannya karena di masa lalu ketika Kekristenan pertama kali masuk menjamah suku ini, suku ini masih hidup dalam kegelapan, dimana penduduknya masih menganut budaya poligami dan poliandri. Suku Pribilof, suku Aleut dan suku Inuit (Eskimo) di masa lalu memiliki kemiripan dimana untuk mempertahankan jumlah populasi mereka karena harus bertahan tinggal di tempat yang memiliki cuaca dingin ekstrem, mereka melakukan budaya poligami dan poliandri dimana seorang pria bisa memiliki banyak isteri demi memiliki banyak keturunan dan begitu juga wanita bisa memiliki banyak suami dengan tujuan jika suaminya yang satu berburu dan tidak kembali karena mati di cuaca ekstrem maka ada suami lain yang akan melanjutkan keturunan mereka.

Bahkan dimasa lalu suku Pribilof memiliki tradisi berbagi isteri dan berbagi suami dengan tetangga, saudara, kerabat dan sahabat mereka, tujuannya lagi-lagi untuk mempertahankan populasi suku mereka agar tidak musnah. Tradisi ini juga pada masa lalu dianut oleh suku Aleut dan suku Inuit (Eskimo) sebelum Injil Kristus masuk dan menjamah mereka.

Orang-orang Pribilof

Ketika Kekristenan masuk menjamah suku Pribilof dibawa oleh orang-orang Russia di masa lalu, suku Pribilof mulai meninggalkan budaya poligami, poliandri dan berbagi suami isteri, sebab budaya semacam itu bertentangan dengan ajaran Kristen. Dan terbukti setelah suku Pribilof meninggalkan budaya yang salah ini, populasi mereka tetap eksis dan tidak ada kepunahan sama sekali seperti yang selama ribuan tahun mereka takuti, malahan keturunan suku Pribilof menjadi berlipat ganda setelah mereka meninggalkan budaya poligami, poliandri dan berbagi suami istri, populasi mereka jauh lebih banyak ketimbang saat masih menjalankan budaya yang salah.

Nama Pribilof sendiri diambil dari Gavrill Pribylov seorang navigator Russia yang menemukan kepulauan ini pada tahun 1786 di Laut Bering yang kini dikenal dengan kepulauan Pribilof. Gavrill Pribylov adalah orang pertama yang melakukan kontak dengan orang-orang Pribilof. Karena dia yang pertama kali menemukan kepulauan ini dan berinteraksi dengan penduduk aslinya, wilayah kepulauan ini akhirnya dikenal dengan nama kepulauan Pribilof dan suku yang mendiami kepulauan ini diberi nama suku Pribilof. Tidak hanya melakukan kontak dengan suku Pribilof, Gavrill Pribylov juga berhasil melakukan kontak dengan suku Aleut bahkan menjalin persahabatan dengan kepala suku Aleut.

Setelah penemuan kepulauan Pribilof, serombongan misionaris Kristen dari Russia mulai datang ke kepulauan Pribilof pada tahun 1788 dan berinteraksi lebih lanjut dengan penduduk dan memperkenalkan Kekristenan dan YESUS KRISTUS kepada suku Pribilof. Kendati sempat ada penolakan dari para pemimpin suku Pribilof pada waktu itu, namun akhirnya mereka berubah pikiran setelah melihat banyak orang-orang sakit di suku mereka yang mengalami kesembuhan setelah di doakan oleh para misionaris Russia yang datang.

Kekristenan dan suku Pribilof memang tidak terpisahkan, sangat mudah menemukan gereja di wilayah kepulauan Pribilof dan kepulauan Aleutian, masyarakat setempat dikenal sebagai orang-orang yang rajin berkumpul beribadah dan mudah sekali menemukan orang-orang Kristen yang sangat rohani diantara mereka.

Orang-orang Pribilof yang sedang bernyanyi memuji Tuhan, kegiatan semacam ini mudah ditemui di antara orang-orang Pribilof

Kebanyakan orang-orang Pribilof dikenal cukup militan dalam hal penginjilan, mereka tidak segan-segan berbicara tentang YESUS dan Kekristenan kepada orang-orang yang datang berkunjung ke wilayah mereka, bahkan tidak segan mengajak orang-orang yang datang berkunjung ke area mereka untuk beribadah di gereja. Kepulauan Pribilof memiliki cuaca yang cukup ekstrem dan penduduk hanya mengandalkan hasil laut, perburuan, berternak rusa, memakan tumbuhan pakis dan menanam kentang sebagai penunjang makan sehari-hari, hanya kentang satu-satunya tanaman yang dapat tumbuh di area ini, tidak ada tanaman pertanian lain yang cocok di wilayah ini selain kentang.

Orang-orang yang bukan penduduk asli dari kepulauan Pribilof dilarang tinggal di area ini, hanya orang-orang tertentu yang bisa berkunjung ke area ini dan tidak sembarangan orang, karena pemerintah Amerika Serikat sendiri membatasi siapa saja yang boleh berkunjung ke kepulauan Pribilof disebabkan karena lokasi wilayahnya yang sulit dikunjungi dan juga cuaca ekstrem di area itu dan badai yang sering melanda laut Bering.

Silahkan membaca artikel kami yang lainnya : https://standtojesus.me/home/kekristenan-dan-suku-aleut/

(Stand To JESUS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five + 15 =