BELAJAR DARI KISAH BILEAM

Pelajaran dari kisah Bileam:

(By : Coky F.L Simanjuntak – Tim Penulis Stand To Jesus)

2 Petrus 2:16 (IMB) Namun Bileam mendapat teguran atas pelanggarannya, ketika seekor keledai berbicara dengan bahasa manusia untuk mencegah kebebalan nabi itu.

Pernah mendengar nama Bileam? Ya, Bileam adalah seorang nabi yang berubah menjadi juru tenung (dukun). Hah? Nabi berubah menjadi juru tenung (dukun)? Ya, semua itu berawal dari Bileam yang menyimpang dari jalan Tuhan. Dia orang yang mengenal Tuhan bahkan bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhan sendiri, namun ia tersesat karena kedagingannya sendiri, ia senang menerima bayaran untuk berbuat jahat.

2 Petrus 2:15 (IMB) Mereka tersesat karena meninggalkan jalan yang benar dan mengikuti jalan Bileam anak Beor, yang mencintai upah dari perbuatan jahat.

Bileam adalah orang yang akrab dengan Tuhan, terbukti di Bilangan 22:8-13, dia bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhan, dia bertanya kepada Tuhan apakah yang harus diperbuatnya.

Pada waktu itu bangsa Israel sedang dalam perjalanan menuju tanah perjanjian. Ketika dalam perjalanan, orang Israel mengirim utusan kepada Sihon, raja orang Amori untuk meminta izin melewati wilayah mereka. Namun Sihon menolak dan tidak membiarkan orang Israel melewati perbatasannya, ia mengumpulkan seluruh bangsanya, lalu menyerang orang Israel. Peperangan pun terjadi dan Tuhan membuat orang Israel mengalahkan Amori (Bilangan 21:21-35).

Berita orang Israel mengalahkan orang Amori didengar oleh Balak, raja Moab. Dan membuat Balak dan seluruh penduduk Moab ketakutan dengan keberadaan orang Israel. Balak pun mengirim utusan tua-tua Moab kepada Bileam untuk mengutuk Israel. Pada awalnya Bileam menolak untuk mengutuk Israel karena Tuhan melarangnya dan ia menyuruh orang-orang suruhan Balak untuk pulang. Mereka pergi dan memberitahukan perkataan itu kepada Balak. Kemudian Balak mengirim lebih banyak orang kepada Bileam untuk membujuknya dengan bayaran (Bilangan 22:1-20).

Bileam tertarik dengan besarnya bayaran yang ditawarkan oleh Balak dan pagi-pagi sekali ia pergi menunggangi keledainya untuk menjumpai Balak. Murka Tuhan bangkit kepada Bileam karena Bileam menolak mendengar perkataan-Nya, singkat cerita dalam perjalanan Bileam dihadang oleh Malaikat Tuhan dengan pedang terhunus dan keledai tunggangannya yang melihat penampakan itu. Tiga kali keledai Bileam menghindari Malaikat itu demi menyelamatkan nyawa Bileam. Hal ini membangkitkan murka Bileam sehingga ia memukul keledainya. Bileam tidak bisa melihat Malaikat itu tetapi keledainya melihat dengan jelas sosok Malaikat itu. Tuhan membuka mulut keledai tunggangan Bileam sehingga ia dapat berbicara dalam bahasa manusia dan menegur Bileam. Akhirnya Tuhan juga membuka mata Bileam sehingga ia bisa melihat apa yang dilihat keledainya. Bileam tersungkur dan ketakutan, ia mendapat teguran keras langsung dari Tuhan (Bilangan 22:21-41).

Walaupun Bileam pada akhirnya tidak jadi mengutuk Israel tetapi memberkatinya seperti yang Tuhan perintahkan (Bilangan 22-24), tetap saja Bileam tidak berhenti menyimpang dari jalan yang benar. Ia tetap menyesatkan dirinya dan berbuat kejahatan. Dia bahkan memberi nasehat kepada Balak, raja Moab untuk menyesatkan orang Israel dengan memberi batu sandungan bagi mereka supaya mereka memakan persembahan berhala dan melakukan percabulan (Wahyu 2:14, Bilangan 25:1-18).

Diakhir hidupnya Bileam mati dengan mengenaskan, ia dibunuh dengan pedang oleh tentara Israel dan ia berubah dari seorang nabi menjadi juru tenung (dukun). Bileam menghabiskan sisa hidupnya dengan hal yang sia-sia dan tanpa pertobatan!

Bilangan 31:8 (IMB) Selain mereka yang terbunuh, mereka juga membunuh raja-raja Midian, yaitu: Ewi, Rekem, Zur, Hur, dan Reba, kelima raja Midian. Mereka juga membunuh Bileam anak Beor dengan pedang.

Yoshua 13:22 (IMB) Bani Israel membunuh Bileam anak Beor, juru tenung itu dengan pedang, di antara orang-orang yang mereka bunuh.

Seringkali manusia memilih jalan yang salah, yang tidak dikehendaki Tuhan dan membuat manusia terjatuh ke dalam hal-hal yang tidak seharusnya dialami. Contohnya dialami sendiri oleh Bileam, seorang nabi yang berubah menjadi tukang tenung (dukun) akibat lebih menuruti keinginan dagingnya ketimbang suara Tuhan. Apa yang kita harus lakukan agar tidak terjatuh seperti Bileam? Hiduplah dalam tuntunan Roh dan berjalanlah dalam Roh (Galatia 5:16 dan 5:25). Ketika kita memberi diri kita hidup dipimpin oleh Roh Kudus, maka Roh Kudus akan menuntun kita untuk hidup sesuai dengan yang dikehendaki oleh-Nya. Ia juga akan membantu dan menolong kita dan memberi iman yang teguh bagi kita (1 Korintus 1:8). Jadi apa pilihanmu hari ini? Tetap hidup dalam tuntunan Roh Tuhan? Atau menolak tuntunan Roh Tuhan seperti yang dilakukan Bileam dan berjalan dalam kedagingan? Pilihan ada ditanganmu!

 
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 × 3 =