KESAKSIAN JOHN STONE, MANTAN PASTOR GEREJA MORMON

John Stone : Mormon tidak percaya YESUS Kristus yang ada di Alkitab, tetapi Yesus yang lain yang mereka sebut saudara kandung Lucifer. 

John Stone adalah mantan pengikut bahkan pastor dari gereja Mormon (The Church of Jesus Christ Latter Day Saints /LDS Church), ia menjadi pengikut dari gereja Mormon selama kurang lebih 23 tahun dari tahun 1973. Ia sangat setia dan fanatik dengan ajarannya. Semasa menjadi pengikut Mormon, ia menganggap dirinya paling pintar dan semua orang diluar Mormon adalah bodoh dan sesat. Ia senang berdebat dan banyak memenangkan jiwa-jiwa untuk gereja Mormon. Demi ajaran yang dianutnya, ia rela bercerai dengan isterinya yang terang-terangan menentang ajaran yang ia ikuti. Dalam kedudukannya sebagai seorang pastor tinggi Mormon di Palmerston North, ia dimutasikan ke ibukota Wellington, Selandia Baru dan melayani sebagai konsultan atau pembimbing pertama bersama dengan state Presiden Mormon, bahkan ia menjadi sekretaris eksekutifnya. Jenjang karir dan ketenarannya yang luar biasa di kalangan Mormon tak menjadikannya buta utk melihat kebenaran di dalam Kristus Yesus. Saat ini, ia dan para mantan pengikut Mormon yang telah kembali kepada ajaran Kristus dan Bible mendirikan sebuah persekutuan yang dinamakan “Brethen” di Hawke’s Bay. Persekutuan ini didirikan khusus utk membawa kembali pengikut Mormon kembali ke ajaran Kristus yang sejati dan Alkitab.

Bagaimana kisah John Stone bisa menjadi pengikut Kristus dan kembali kepada ajaran Kristus yang sejati? Di bawah ini adalah hasil wawancara POMMY PHANG koresponden BULETIN di kediamannya : Flaxmere (kota Hasting) Selandia Baru.

Pommy Phang : Anda sudah bertobat. Benarkah Mormon itu ajaran sesat?

John Stone : Hal tersebut tentunya anda sudah tahu. Tahukah anda bahwa Mormon tidak hanya ajaran sesat tetapi juga terkutuk. Ajaran mereka sangat merendahkan Tuhan YESUS, bahkan menganggap YESUS adalah saudara iblis Lucifer!

Pommy Phang : Bagaimana cara mereka membuat anda tertarik kepada Mormon?

John Stone : Selain mereka setia datang berkunjung, mereka juga selalu memberikan kesempatan kepada saya utk berpikir dan merenungkan arti hidup saya. Hal ini membuat saya tertarik pada ajaran mereka. Kesetiaan, kerajinan dan kesungguhan mereka itu benar-benar membuat saya simpati. Mereka berkorban sangat banyak untuk orang lain.

Pommy Phang : Bukankah orang Kristen di Selandia Baru ini juga banyak berkorban untuk orang lain?

John Stone : Kalau saja orang Kristen di Selandia Baru mau berkorban banyak bagi orang lain dan mereka mempunyai visi dan misi yang jelas seperti mereka (Mormon), saya pikir pasti tidak akan ada banyak aliran sesat seperti sekarang ini dan Mormon sudah pasti tidak akan sempat berkembang di Selandia Baru.

Pommy Phang : Bagaimana cara anda bisa keluar dari ajaran sesat Mormon?

John Stone : Dulu saya berpikir bahwa saya seorang yang pintar, dan saya selalu mencoba utk mempengaruhi dan membawa orang-orang kepada ajaran Mormon. Suatu hari saya bertemu dgn seorang pemuda Kristen yang lahir baru dan ingin membawanya kepada ajaran Mormon. Dalam perdebatan dengan pemuda tersebut ia mengatakan bahwa terdapat banyak kontradiksi dan penyimpangan di dalam kitab Mormon. Karena tidak puas saya menyelidiki hal ini secara cermat dan benar saja. Saya mendapati banyak keanehan seperti yang dikatakan oleh pemuda itu. Nah, banyaknya keanehan dan penyimpangan dalam kitab Mormon inilah yang membuat saya keluar dari ajaran tersebut. Ajaran itu sangat sesat dan terkutuk.

Pommy Phang : Kapan itu terjadi?

John Stone : Secara resmi nama saya terhapus dari anggota Mormon pada tahun 1997. Namun, saya lahir baru dan percaya kepada Tuhan YESUS sejak tahun 1988. Untuk keluar dari ajaran dan gereja Mormon tidak gampang dan peraturannya sangat bertele-tele. Untuk keluar saya harus menghadapi pengadilan Mormon.

Pommy Phang : Mormon juga percaya kepada Tuhan YESUS Kristus dan Alkitab, bukan?

John Stone : Yesus yang mana? YESUS dalam Alkitab? No..No..No!! Mereka percaya bukan kepada Yesus Kristus yang ada di dalam Alkitab. Mereka percaya kepada Yesus yang lain yg mereka sebut merupakan saudara kandung dari iblis Lucifer. Mereka keterlaluan. Mereka terlalu berani dan terlalu jauh menafsirkan ayat-ayat suci Alkitab dan memodifikasinya sesuai selera mereka. Saya katakan sekali lagi : mereka terlalu jauh dan terlalu berani!!

Pommy Phang : Kesulitan apa saja yang anda alami saat keluar dari Mormon?

John Stone : Wow, banyak sekali. Tadi kan saya sudah katakan bahwa saya harus menghadapi pengadilan Mormon. Terlalu bertele-tele dan rumit. Ketika saya mulai menulis di media massa bahwa Mormon itu sesat dan tak sesuai dengan ajaran Bible, banyak orang yang memihak Mormon mengajak saya berdebat. Bahkan, mereka menyebut saya pengkhianat. Belum lagi terror melalui telepon di tengah malam saat saya sedang tidur.

Pommy Phang : Mereka meneror anda, bukankah mereka orang-orang baik?

John Stone : Ya benar, mereka orang-orang baik seperti pemeluk agama lainnya. Ada yang fanatik, patuh, taat, toleransi dan ada juga yang tak mau tahu, ada yang fanatik tapi munafik. Namun, pada dasarnya mereka semua memang orang baik dan selalu rukun. Tapi, dimata mereka saya tetap saja seorang pengkhianat. Dengan kedudukan saya sebagai pendeta tinggi dan pembimbing pertama tentunya hal ini membawa dampak yang besar bagi ajaran dan struktur organisasi mereka.

Pommy Phang : Anda sekarang sudah bebas dari Mormon. Bagaimana cara anda mengajak mereka keluar dari Mormon?

John Stone : Memang agak susah. Banyak dari mereka, yang dulu saya ajak masuk Mormon, sudah banyak yg bertobat. Kami membentuk suatu persekutuan yang dinamakan “Brethen” dan membentuk satu tim PI yg dinamakan EMSG (Ex-Mormons Support Group). Tim kami hampir semuanya adalah bekas penganut Mormon. Kami menginjili orang-orang dgn kesaksian kami melalui majalah Kristen, koran, radio bahkan menerbitkan naskah-naskah serta traktat untuk dikirimkan kepada mereka yg masih menjadi pengikut Mormon, simpatisan Mormon atau orang awam baik di Selandia Baru maupun luar negeri melalui media teknologi internet.

Pommy Phang : Apa pesan atau sharing anda untuk para pembaca BULETIN?

John Stone : Ujilah setiap ajaran, apakah berasal dari Tuhan atau bukan? Bacalah Bible anda dan berdoalah senantiasa karena akhir zaman sudah dekat. Dalam memahami Bible berilah kesempatan atau waktu untuk merenungkan ayat demi ayat.

Tuhan YESUS memberkati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

11 − 7 =