DAUD : Menang Karena Mengandalkan Tuhan

(By : Nathanael Agung Surya Putra – Tim Penulis Stand To Jesus)

“Sebab siapakah orang Filistin yang tak bersunat itu, sehingga ia boleh mempermalukan pasukan Elohim yang hidup?” (1 Samuel 17:26b – IMB)

Suatu saat hendak berperanglah orang Filistin dengan orang-orang Israel. Pemimpin tentara orang Filistin bernama Goliat, orang yang memiliki postur tubuh yang tinggi besar bagaikan raksasa. “Tingginya enam hasta sejengkal.” (1 Samuel 17:4). Satu hasta kira-kira 45 cm. Dengan perlengkapan senjata yang lengkap Goliat menantang, mengejek dan mengintimidasi orang-orang Israel, sehingga seluruh bangsa Israel yang pada waktu itu dipimpin oleh Saul menjadi sangat ketakutan dan tawar hati. Tidak ada satu pun orang Israel yang berani maju melawan Goliat.

Daud, yang waktu itu masih sangat muda, kemerah-merahan dan elok parasnya, ketika melihat kejadian itu dan mendengar Goliat menantang bangsanya segera berkata kepada Saul, “Daud berkata kepada Saul, “Biarlah tidak satu pun semangat manusia yang runtuh karenanya. Hambamu ini akan pergi dan bertarung dengan orang Filistin itu.” Saul berkata kepada Daud, “Engkau tidak akan sanggup melawan orang Filistin itu untuk bertarung dengannya, karena engkau masih muda, sedangkan ia adalah prajurit perang sejak masa mudanya.” (ayat 32-33 – IMB).

Fakta memang menunjukkan bahwa di atas kertas dan ditinjau dari sudut mana pun kekuatan Goliat jauh di atas kekuatan prajurit yang ada di pihak bangsa Israel, dan dapat dipastikan siapa pun yang akan melawan Goliat pasti akan dihabisinya. Itulah sebabnya bangsa Israel menjadi tawar hati karena merasa mustahil bisa mengalahkan raksasa Filistin itu. Jadi ketika Daud berkata bahwa ia akan pergi melawan Goliat, mungkin orang akan menertawakan dan merendahkan Daud. Meski demikian Daud tidak dikalahkan oleh situasi yang ada dan tidak gentar sekalipun terhadap Goliat, bahkan ia menguatkan bangsa Israel untuk tidak tawar hati.

Ketika menghadapi masalah yang teramat berat kita pun merasa bahwa masalah itu begitu besar seperti raksasa yang tak mungkin untuk dikalahkan. Respons kita pun sama seperti bangsa Israel yaitu cemas, takut dan tawar hati. Namun seberat apa pun masalah yang kita hadapi, belajarlah untuk tidak tawar hati seperti Daud, sebab ada tertulis: “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.” (Amsal 24:10 – TB).

Kalau kita tawar hati saat dalam masalah, kita akan semakin tak berdaya!

“Lalu Daud berkata kepada orang Filistin itu, “Engkau mendatangiku dengan pedang, tombak, dan dengan lembing. Namun aku datang kepadamu di dalam Nama YAHWEH Tsebaot, YAHWEH Semesta Alam, Elohim barisan Israel, yang telah engkau rendahkan.” (1 Samuel 17:45 – IMB).

Saul sangat meragukan kemampuan Daud berhadapan dengan Goliat, karena itu ia mengenakan kepada Daud baju perang, lengkap dengan ketopong tembaga di kepala dan dikenakannya pula baju zirah. Atas saran Saul, Daud pun mengenakan baju perang itu dan mencoba berjalan, namun berkatalah ia, “Aku tidak dapat berjalan dengan semua ini, karena aku belum pernah mencobanya.” Maka Daud menanggalkan semuanya itu dari padanya.” Kemudian ia menanggalkannya.” (1 Samuel 17:39b – IMB).

Hal ini memberikan suatu hikmat kepada kita bahwa pakaian kebesaran, pangkat, kehormatan dan sebagainya seringkali membawa kita tak dapat bergerak dan berjalan sesuai pimpinan Roh Kudus. Karena itu kita harus menanggalkan segala perlengkapan duniawi yang membebani hidup kita agar kuasa Tuhan dinyatakan bagi kita.

Keberanian Daud menghadapi Goliat bukan karena nekat, tapi ia memiliki keyakinan bahwa Tuhan akan menyertainya. “YAHWEH, yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, maka Dia akan melepaskan aku juga dari tangan orang Filistin itu.” (1 Samuel 17:37 – IMB). Bersama Tuhan, Daud sanggup melawan dan mengalahkan binatang-binatang buas, bersama-Nya pula ia pasti mampu mengalahkan Goliat, “dan dalam keadaan ini orang Filistin yang tak bersunat itu akan menjadi sama seperti salah satu dari mereka itu, karena ia telah mencemooh pasukan Elohim yang hidup.” (1 Samuel 17:36b – IMB).

Jika Goliat sangat mengandalkan kekuatan dan kemampuannya secara fisik untuk berperang, berbeda dengan Daud yang menyadari bahwa kekuatan, kemampuan dan kecanggihan peralatan tempur bukanlah segala-galanya, tetapi kuasa Tuhanlah yang memegang peranan penting dalam pertempuran yang dihadapinya. Apa yang terjadi kemudian? Daud dengan penuh iman mengambil sebuah batu dari dalam kantongnya, lalu diumbannya Goliat tepat di dahinya, dan ia pun jatuh tersungkur…. “Demikianlah Daud menang atas orang Filistin itu dengan umban dan dengan batu. Ia memukul kalah orang Filistin itu, serta membunuhnya dengan tanpa pedang di tangan Daud.” (ayat 50).

Untuk dapat mengalahkan “Goliat” dalam hidup ini kita harus mengandalkan Tuhan dan Roh Kudus, bukan dengan kekuatan manusia!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four + 20 =