WANITA-WANITA KRISTEN PALING BERPENGARUH DALAM SEJARAH
(Tim Penulis Stand To JESUS)
Berikut adalah daftar wanita-wanita Kristen paling berpengaruh dalam sejarah manusia dimana keberadaan mereka pernah memberi pengaruh yang luar biasa kepada orang-orang pada zamannya sekalipun mereka hanyalah seorang wanita.
1. RATU ELIZABETH I DARI INGGRIS (1533-1603)
Ratu Elizabeth I dari Inggris adalah ratu yang memerintah Inggris dan Irlandia dari tahun 1558-1603. Dia terkenal dengan julukan “The Virgin Queen” karena dia memutuskan untuk tidak menikah dan mendedikasikan hidupnya untuk melayani kerajaannya, bagi ratu Elizabeth I, melayani kerajaannya sama saja dengan melayani Tuhan. Ratu Elizabeth I dari Britania dikenal sebagai sosok yang takut akan Tuhan. Dia menjadi tokoh utama yang mendamaikan konflik antara penganut Protestan dan penganut Katolik Roma yang ada di Inggris saat itu.
Sebelum menjadi ratu Inggris dan Irlandia, Elizabeth I sering mendapatkan perlakuan tidak adil dalam hidupnya, terutama dari ayahnya sendiri dan juga kedua saudaranya. Ayahnya tidak menyukai anak perempuan, itulah sebabnya raja Henry VIII dari Inggris selalu memperlakukan kedua puterinya Mary I dan Elizabeth I dengan tidak adil. Raja Henry VIII hanya mencintai anak lelakinya saja Edward VI dari Inggris dan tidak pernah peduli kepada kedua puterinya.
Hal ini menyebabkan kepahitan dalam kehidupan puterinya Mary I yang menyebabkan Mary I tumbuh menjadi wanita yang sangat kejam. Respon berbeda ditunjukkan oleh Elizabeth I yang malah bertumbuh menjadi anak perempuan yang baik dan penuh belas kasihan terhadap orang lain sekalipun dia ditindas oleh keluarganya sendiri.
Saat raja Henry VIII meninggal, dia mewariskan tahtanya kepada anak bungsunya Edward VI, padahal seharusnya puterinya Mary I yang lebih berhak untuk tahta itu, sebelum kematiannya raja Henry VIII mencabut hak tahta dan juga hak warisan untuk kedua puterinya Mary I dan Elizabeth I, hal ini dilakukannya agar kedua puterinya itu terusir dari kerajaan dan puteranya Edward VI bisa bebas memerintah Inggris tanpa gangguan dari kedua saudarinya dan juga dapat mewarisi semua harta kerajaan.
Namun raja Edward VI hanya bisa duduk sebentar saja diatas tahta Inggris, dia jatuh sakit dan meninggal di usia 15 tahun, namun sebelum kematiannya raja Edward VI menunjuk sepupunya Lady Jane Grey yang sangat dekat dengannya sejak kecil untuk menjadi ratu meneruskan tahtanya jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada dirinya. Setelah kematian raja Edward VI, Lady Jane Grey dimahkotai sebagai ratu Inggris namun pemerintahannya hanya berlangsung selama 10 hari karena penobatannya dipertentangkan oleh Mary I yang merupakan pewaris sah dari tahta, akibatnya Mary I melakukan kudeta dan berhasil menurunkan ratu Jane Grey dari tahta dan menghukum mati Jane Grey.
Setelah berhasil naik tahta sebagai ratu Inggris, ratu Mary I membuang saudarinya Elizabeth I ke pengasingan karena khawatir Elizabeth I akan menuntut hak atas tahta Inggris juga, awalnya Mary I berniat untuk membunuh Elizabeth I ditempat pengasingan tetapi gagal karena rakyat yang pro kepada Elizabeth I menyelamatkannya dan menyembunyikannya di hutan. Selama bertahun-tahun Elizabeth I tinggal di hutan bersembunyi sedangka kakaknya Mary I memerintah kerajaan dengan kejam, ratu Mary I bahkan dijuluki sebagai “The Bloody Mary” karena kekerasan dan kekejamannya terhadap kaum Protestan, ratu Mary I selalu berusaha mengasut kaum Katolik Roma agar menganiaya kaum Protestan.
Singkat cerita ratu Mary I meninggal pada 17 November 1558 karena sakit dan selama pernikahannya dia tidak memiliki anak dan satu-satunya pewaris hanyalah saudarinya Elizabeth I yang ada dipengasingan. Pihak kerajaan dan rakyat menjemput Elizabeth I dan menobatkannya sebagai ratu. Dan sepanjang pemerintahannya sebagai ratu Inggris dan Irlandia, ratu Elizabeth I memberikan pengaruh yang sangat besar kepada kedamaian kaum Protestan dan kaum Katolik Roma. Tidak ada lagi orang-orang Protestan dan Katolik Roma yang bertikai selama pemerintahannya, kerajaannya merupakan kerajaan damai bagi kaum Protestan dan Katolik Roma.
Karena kebaikan hatinya dan takutnya dia pada Tuhan, ratu Elizabeth I dijuluki sebagai “Gloriana” atau “Good Queen Bess”, meskipun dulunya ratu Elizabeth I sering menerima ketidakadilan dari anggota keluarganya, namun dia bisa memberikan cinta dan keadilan kepada rakyatnya selama pemerintahannya. Bahkan dia pernah berniat mengampuni ratu Mary dari Skotlandia yang adalah kerabatnya sendiri yang mencoba mengkudetanya dan menggulingkannya dari tahta. Ratu Elizabeth I bahkan menolak untuk menghukum mati ratu Mary dari Skotlandia dan berniat melepaskan, tetapi dewan kerajaan Inggris menolak keputusan ratu Elizabeth I dan berusaha menyakinkannya bahwa jika dia bersikap lunak kepada semua musuhnya maka orang-orang itu akan semena-mena terhadap dia dan akan terus mencoba menyingkirkannya dari tahta.
Karena tidak menikah dan tidak memiliki keturunan, ratu Elizabeth I mewariskan tahtanya kepada sepupunya raja James VI dari Skotlandia yang menurutnya sangat pantas menjadi raja Inggris karena ratu Elizabeth II mengenalnya sebagai sosok yang sangat takut akan Tuhan. Setelah kematian ratu Elizabeth I, raja James VI dari Skotlandia dinobatkan menjadi raja James I dari Inggris dan sejak itu kerajaan Inggris dan kerajaan Skotlandia bersatu. Raja James I adalah orang yang memerintahkan Bible diterjemahkan dari bahasa Latin ke dalam bahasa Inggris agar orang-orang Inggris dapat membaca firman Tuhan dengan mudah dan bebas. Terjemahan Bible itu yang hari kita kenal dengan nama King James Version.
2. JOAN OF ACT (1412-1431)
Joan of Act adalah anak perempuan seorang petani di Prancis yang takut akan Tuhan, dia mendapat julukan “La pucelle” atau sang perawan. Pada usia 17 tahun Joan of Arc muncul dan mengatakan bahwa dirinya mendapatkan visi dari YESUS Kristus untuk membebaskan bangsanya Prancis dari penjajahan. Dan perkataan Joan of Act tidaklah salah, setelah mendengar perkataannya, raja Charles VII dari Prancis memerintahkannya untuk memimpin pasukan dan mengepung Orleans dan Joan berhasil mengakhiri pertempuran antara Prancis dan Inggris hanya dalam 9 hari. Setelah itu namanya dengan cepat menjadi terkenal karena keberaniannya dan dia memenangkan banyak pertempuran demi pertempuran melawan penjajahan, sehingga pasukan musuh menjadi sangat takut kepadanya.
Karena takut kepada pengaruh Joan of Arc, pihak musuh bersiasat dan berhasil mengepung dan menangkapnya pada pertempuran di Compiègne, Joan of Act dituduh oleh pihak musuh menyebarkan ajaran bidat karena mengaku bahwa dirinya telah diutus Tuhan untuk membebaskan Prancis dari penjajahan. Joan of Act dibakar hidup-hidup diatas tiang di Rouen pada saat usianya masih 19 tahun karena pihak musuh sangat takut dengan pengaruhnya yang berhasil membuat seluruh rakyat Prancis berani melawan pihak Inggris. Kendati demikian dia telah berhasil membebaskan lebih dari setengah wilayah Prancis dari penjajahan Inggris walaupun dia hanya seorang wanita.
3. RATU JOANNA DARI CASTILLA, RATU SPANYOL (1479-1555)
Ratu Joanna dari Castilla adalah anak dari ratu Isabella dari Castilla. Ibunya ratu Isabella sangat membenci kaum Protestan dan menyiksa semua orang-orang Protestan yang ada di wilayah kerajaan Spanyol pada masa pemerintahannya, ratu Isabella bahkan dijuluki sebagai ratu vampire karena dia meminum darah orang-orang Protestan yang dibunuhnya. Ratu Isabella mendorong orang-orang Katolik Roma yang ada di kerajaannya untuk menyiksa kaum Protestan tanpa ampun.
Setelah ratu Isabella meninggal, puterinya Joanna menjadi ratu. Dan ratu Joanna sangat berbeda dari ibunya ratu Isabella, dia berbelas kasihan kepada kaum Protestan dan semasa pemerintahannya dia melarang orang-orang Katolik Roma untuk menyiksa kaum Protestan dan menyuruh mereka hidup dengan damai karena menurutnya “Kita sama-sama percaya dan menyembah YESUS Kristus, lalu mengapa kita harus bermusuhan dan saling menyakiti?” Kaum Protestan hidup tenang dan damai bersama kaum Katolik Roma di seluruh wilayah Spanyol selama masa pemerintahan ratu Joanna.
Hanya saja setelah kematian dari suaminya Pangeran Philip dari Castilla, kejiwaan ratu Joanna terguncang dan anaknya Carlos I yang sangat membenci kaum Protestan mengambil kesempatan itu untuk mengkudeta ibunya dari tahta dan mengambil alih tahta, Carlos I menyebarkan rumor bahwa ibunya sudah gila karena kematian ayahnya dan tidak pantas lagi berada di tahta, dan dia berhasil. Ratu Joanna diasingkan dan kaum Protestan yang berusaha untuk menemuinya dilarang oleh raja Carlos I karena khawatir ibunya akan dibawa lari oleh kaum Protestan dan mereka akan menobatkannya kembali menjadi ratu dan melakukan pemberontakan.
4. RATU ELIZABETH II DARI BRITANIA RAYA (1926-2022)
Ratu Elizabeth II dari Britania Raya adalah sosok ratu yang takut akan Tuhan, dia bahkan terang-terangan mengakui iman percayanya kepada YESUS Kristus dan menyebut bahwa YESUS adalah contoh teladan Pemimpin dan Raja yang sempurna. Sepanjang pemerintahannya Britania Raya mengalami kemakmuran dan kemajuan dalam beragam infrastruktur. Ratu Elizabeth II bahkan masuk ke dalam daftar orang-orang paling berpengaruh di dunia sepanjang sejarah manusia.
Ratu Elizabeth II dan suaminya Pangeran Philip, Duke of Edinburgh dikenal sebagai pasangan yang takut akan Tuhan. Ratu Elizabeth II bahkan sering berbicara mengenai imannya kepada Tuhan. Ratu Elizabeth II mengakui bahwa dirinya meneladani YESUS sebagai sosok Pemimpin terbaik. Meskipun banyak hal yang sepanjang hidupnya dia alami, Ratu Elizabeth II tetap berpegang teguh bahwa iman yang dia miliki kepada Kristus yang memampukan dia selama ini untuk melewati apapun yang terjadi di dalam hidupnya.
Bahkan di tahun-tahun terakhir hidupnya dan pemerintahannya, dia membuat pengakuan imannya kepada Kristus dalam sebuah video singkat saat bulan Desember. Diketahui bahwa sepanjang hidupnya ratu Elizabeth II adalah sosok Kristen yang taat, dia rajin beribadah dan jarang sekali absen. Sebelum penobatannya sebagai ratu, kata-katanya yang hingga saat ini selalu dikenang oleh semua orang adalah saat dia mengatakan : “Saya ingin meminta Anda semua, untuk mendoakan saya pada hari itu,” katanya, “doakan agar Tuhan memberi saya kebijaksanaan dan kekuatan untuk melaksanakan janji-janji sakral yang akan saya buat, dan agar saya dapat dengan setia melayani Dia dan Anda, sepanjang hidup saya.”
5. ARIADNE DARI FRIGIA (100 MASEHI – ?)
Ariadne dari Frigia adalah penginjil Kristen yang terkenal di abad ke 2 Masehi, namanya menjadi terkenal di seluruh kerajaan Romawi lantaran dia dengan berani menolak mengikuti ritual pagan yang diadakan untuk perayaan ulang tahun Pangeran Tiberius Claudius Vibianus Tertulus (Pangeran Tertulus) dengan alasan dia seorang Kristen dan tidak bisa mengikuti ritual pagan yang tidak sesuai dengan keimanan yang dianutnya. Penolakannya ini dianggap sebagai tantangan kepada Kekaisaran Romawi dan dia ditangkap serta di jatuhi hukuman salib karena telah berani mengakui dirinya sebagai seorang Kristen sedangkan Kekristenan saat itu dianggap sebagai keagamaan terlarang di wilayah Kekaisaran Romawi.
Tiga hari sebelum dijatuhi hukuman salib, Ariadne dari Frigia berhasil melarikan diri dan lari ke pegunungan, sementara para tentara Romawi yang mengejar dia malah ditimpa longsor di area pegunungan yang menyebabkan semua tentara itu terkubur hidup-hidup dibawah bumi. Setelah kejadian itu Kekaisaran Romawi memerintahkan untuk mencarinya di seluruh wilayah otoritas kekuasaan Kekaisaran Romawi, tetapi dia tidak ditemukan sama sekali dan menghilang begitu saja.
Sebelum pelariannya, Ariadne dari Frigia fokus melakukan penginjilan kepada para budak, bahkan dia dengan sengaja masuk ke kediaman dari Pangeran Tertulus dengan menyamar sebagai budak hanya agar bisa mewartakan injil kepada puluhan budak yang ada di kediaman Pangeran Tertulus.
Para Teolog menyatakan hanya ada dua kemungkinan mengapa Ariadne dari Frigia tidak bisa ditemukan sama sekali di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi dan seperti menghilang tanpa jejak. Kemungkinan pertama dia mengalami hal yang sama seperti Henokh dan nabi Elia, dimana dia diangkat ke sorga hidup-hidup sehingga tidak ada seorangpun yang bisa menemukannya lagi seperti yang terjadi pada Henokh dan nabi Elia. Kemungkinan kedua, dia dilarikan oleh roh Tuhan seperti Filipus yang tiba-tiba menghilang dari pandangan sida-sida Etiopia dan malah mendadak ada di Asdod.
Sejak Ariadne dari Frigia terkenal di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi karena keberaniannya menolak ritual pagan, banyak orang-orang Kristen di abad kedua yang tadinya takut kepada Kekaisaran Romawi menjadi berani dan terang-terangan menolak segala ritual pagan yang sengaja dipaksakan Kekaisaran Romawi kepada mereka, hal ini memicu kemarahan besar dari kaisar Romawi yang berusaha mencari tau dimana keberadaan wanita itu karena pengaruhnya terhadap orang banyak dianggap berbahaya.
6. RATU ANNE DARI BRITANIA RAYA (1665-1714)
Ratu Anne dari Britania Raya adalah wanita yang berhasil menyatukan seluruh Inggris, Skotlandia dan Irlandia di bawah kekuasaannya. Ratu Anne dikenal sebagai sosok yang sangat pemalu saat masih muda dan sejak masih kecil dia dan kakaknya Mary II sudah terdidik dengan benar di dalam Tuhan oleh ibunya Anne Hyde yang merupakan seorang Kristen yang fanatik. Ayahnya King James II sangat tidak disukai oleh rakyat karena menganut Katolik Roma, sementara ratu Anne sendiri dan kakaknya Mary II dibesarkan sebagai pemeluk Kristen Anglikan oleh ibu mereka.
Anne menjadi pewaris tahta kerajaan setelah kakaknya ratu Mary II dan suaminya raja William III meninggal dunia tanpa memiliki anak. Dan sejak awal pemerintahannya ratu Anne terus berusaha mendamaikan kaum Kristen Anglikan dan Katolik Roma di seluruh kerajaannya. Pengaruh Anne sangat kuat sehingga sepanjang pemerintahannya kaum Anglikan dan Katolik Roma bisa hidup dengan damai tanpa ada pertikaian. Kakaknya sendiri ratu Mary II yang memerintah sebelum dirinya, dianggap sebagai sosok ratu yang lemah dan dia tidak berhasil meredam konflik antara kaum Kristen Anglikan dan Katolik Roma di kerajaannya selama pemerintahannya, suaminya pun raja William III yang memerintah sesudahnya tidak berhasil membuat damai kaum Anglikan dan Katolik Roma.
Ratu Anne menunjukkan pengaruhnya yang kuat sejak dia mulai naik tahta, aturan-aturan yang dia buat tidak memberi ruang bagi kaum Anglikan dan Katolik Roma untuk berkonflik, Ratu Anne dikenal sebagai sosok wanita yang membenci pertikaian, sekalipun dia penganut Kristen Anglikan garis keras sama seperti ibunya, dia sama sekali tidak membenci kaum Katolik Roma, melainkan berusaha menjaga agar kaum Anglikan dan kaum Katolik Roma tidak berkonflik dan saling menyakiti. Selama masa pemerintahannya ratu Anne banyak memecat politikus-politikus kerajaan yang dia ketahui berusaha dengan sengaja menumbuhkan konflik dan kebencian antara kaum Anglikan dan Katolik Roma, hingga puncaknya pada tahun 1710, ratu Anne memecat hampir keseluruhan politikus dari golongan Whig karena mereka dianggapnya terlalu fanatik dan berbahaya.
7. RATU MATILDA DARI INGGRIS (1102-1167)
Ratu Matilda dari Inggris adalah wanita pertama yang memerintah di atas tahta Inggris namun dipertentangkan karena masalah gender, dia sosok wanita yang dikenal sangat religius dan karismatik. Dia dikenal semasa hidupnya sebagai sosok penganut Kristen yang taat, dia memberi banyak sekali dana kepada gereja-gereja di Inggris untuk melakukan penginjilan hingga ke berbagai pelosok negeri, tujuan Matilda melakukan itu hanya satu, agar seluruh rakyat Inggris mengenal YESUS.
Sayangnya Ratu Matilda memerintah Inggris hanya sesaat dari 7 April 1141 – 1 November 1141, karena tahtanya di rebut oleh sepupunya Stephen yang kemudian menjadi raja Inggris dengan cara licik. Stephen sepupunya terkenal sebagai sosok yang licik dan serakah, dia mendapatkan tahta setelah menghasut dewan kerajaan dan gereja Inggris untuk melengserkan Matilda dari tahta Inggris dengan alasan wanita tidak pantas duduk di tahta dan memimpin kerajaan.
Matilda yang tidak tinggal diam pun terus mengugat haknya atas tahta Inggris dan mempermasalahan diskriminasi yang dialaminya hanya karena dia seorang wanita, padahal dia adalah ahli waris yang sah atas tahta Inggris dan bukan Stephen. Raja Stephen sendiri memerintah Inggris selama 5 tahun dari 22 Desember 1135 – April 1141. Selama 5 tahun pemerintahannya yang dia dapatkan dengan cara licik, raja Stephen tidak pernah melakukan hal yang baik, dia sangat menindas rakyat Inggris, dia bahkan berusaha beberapa kali membunuh Matilda dengan berbagai cara karena takut suatu saat Matilda akan merebut kembali tahtanya, tetapi segala daya upayanya tidak pernah berhasil.
Setelah perjuangan panjang untuk mendapatkan kembali haknya atas tahta Inggris, akhirnya Stephen berhasil di singkirkan dari tahta Inggris dan anak dari Matilda yaitu Henry II menjadi raja Inggris. Dinobatkannya Henry II menjadi raja Inggris disebabkan karena dewan kerajaan, rakyat dan gereja Inggris saat itu, tetap menolak jika Matilda naik tahta dan memimpin Inggris karena dia seorang wanita. Akhirnya demi memuaskan hati banyak orang dan demi kepentingan rakyatnya, Matilda merelakan tahtanya, dia melepas haknya atas tahta Inggris yang seharusnya menjadi miliknya, Matilda mengalah dan membiarkan anaknya Henry II naik tahta sebagai raja Inggris.
Tetapi dibalik diskriminasi yang dialaminya, Matilda pernah mengatakan sebuah nubuatan kepada dewan kerajaan, gereja Inggris dan rakyat bahwa suatu hari nanti Inggris akan dipimpin oleh banyak wanita yang menjadi ratu dan duduk di atas tahta Inggris, dan tidak akan ada lagi pewaris takhta wanita yang mengalami diskriminasi seperti dirinya. Dan apa yang dikatakan oleh Matilda di kemudian hari benar-benar menjadi kenyataan, Kerajaan Inggris di pimpin beberapa kali oleh wanita seperti : Jane, Mary I, Elizabeth I, Mary II, Anne, Victoria dan Elizabeth II.
Setelah puteranya Henry II naik tahta, Matilda lebih banyak menghabiskan hidupnya dengan kegiatan keagamaan dan sebagai penasehat puteranya di dalam Tuhan. Raja Henry II banyak mendapatkan nasehat dari ibunya Matilda bagaimana memimpin kerajaan dengan tetap di jalur yang benar dan di dalam Tuhan.
8. BUNDA TERESA (1910-1997)
Bunda Teresa adalah satu dari sekian banyak wanita-wanita Kristen yang paling berpengaruh dalam sejarah. Dia adalah seorang biarawati Katolik Roma berdarah Albania, dia lahir di Skopje, Makedonia Utara. Sepanjang hidupnya dia mendedikasikan dirinya untuk menjadi misionaris di India. Bunda Teresa mendirikan Missionaries of Charity; M.C.) di Kalkuta, India, pada tahun 1950. Selama lebih dari 47 tahun, dia melayani orang-orang miskin, orang-orang sakit, anak-anak yatim piatu dan orang-orang yang sekarat, serta orang-orang terbuang yang dikucilkan di masyarakat.
Namanya terkenal di seluruh dunia karena dedikasinya dalam pelayanannya, dan di India sendiri dia begitu di hormati karena kebaikan hatinya. Dia juga mendirikan rumah penampungan bagi para penderita HIV AIDS, lepra dan TBC. Banyak panti asuhan yang juga didirikan olehnya. Menurut Bunda Teresa penginjilan terbaik untuk memperkenalkan seperti apa Kristus YESUS kepada dunia adalah dengan menunjukkan cinta kasih kepada orang-orang yang terbuang dan tersingkirkan.
9. RATU VICTORIA DARI BRITANIA RAYA (1819-1901)
Ratu Victoria dari Britania Raya adalah salah satu dari wanita-wanita Kristen paling berpengaruh dalam sejarah, dia adalah ratu yang memerintah Inggris raya dan Irlandia sejak 20 Juni 1837 – 22 Januari 1901. Ratu Victoria adalah satu dari sekian banyak wanita-wanita Kristen yang paling berpengaruh dalam sejarah. Kekristenan berkembang dengan sangat pesat di wilayah-wilayah yang menjadi daerah kolonial Inggris saat pemerintahannya. Ratu Victoria banyak mengirim misionaris Inggris ke luar negeri untuk tugas penginjilan. Bahkan Ratu Victoria adalah salah satu tokoh yang menyebabkan agama Kristen menyebar dengan luas di wilayah India. Sejak kecil ratu Victoria di didik oleh ibunya untuk menjadi seorang Kristen yang taat. Rakyat Inggris sangat mencintai ratu Victoria karena sikapnya yang baik dan peduli kepada masyarakat, bahkan masyarakat India kala itu juga mengakui kebaikan ratu Victoria yang sama sekali tidak rasis kepada mereka dan mengusahakan kesejahteraan mereka sekalipun saat itu status India adalah negara jajahan Inggris.
Ratu Victoria dikenal sebagai wanita dengan standar moral yang tinggi, dia sangat sopan dan menghargai semua orang, reputasi kerajaan Britania Raya semakin meningkat dan semakin dipandang banyak orang setelah Victoria memerintah sebagai ratu.
10. RATU MARGRETHE I DARI DENMARK (1353-1412)
Ratu Margrethe I dari Denmark adalah ratu yang berkuasa atas Denmark, Norwegia dan Swedia, dia memerintah dari 10 Agustus 1375 sampai dengan 28 Oktober 1412. Dia adalah wanita paling berpengaruh dalam sejarah karena berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Skandinavia dibawah kekuasaannya. Selama masa pemerintahannya Ratu Margrethe I dikenal sebagai wanita yang cerdik, sangat bijaksana dalam membuat keputusan, memiliki pola pikir yang disebutkan terlalu maju melebihi orang-orang sezamannya pada waktu itu, dia juga sangat cerdas dari semua orang-orang cerdas yang ada di seluruh kerajaan, dia juga cakap dan tegas. Dalam hal berpolitik dia jauh melampaui orang-orang sezamannya pada waktu itu sehingga membuat orang-orang menjadi takut kepadanya.
Ratu Margrethe I juga dikenal sebagai wanita Kristen yang sangat religius, dia memerintahkan untuk membangun banyak gereja-gereja di wilayah kekuasaannya. Selain itu kebijaksanaan yang dia miliki jauh melampaui semua raja-raja yang sezaman dengan dirinya kala itu. Ratu Margrethe I pernah dijuluki sebagai Semiramis dari Utara namun dia menolak julukan itu karena nama itu ada sangkut pautnya dengan berhala. Saking bijaksananya ratu Margrethe I bahkan tidak membutuhkan penasehat kerajaan, sebab kecerdasan dan kebijaksanaan yang dia miliki jauh melampaui semua penasehat kerajaan. Kemampuannya dalam memerintah diakui oleh semua rakyat dan raja-raja di seluruh daratan Eropa. Knut Gjerset menyebut ratu Margrethe I sebagai ratu penguasa besar pertama dalam sejarah Eropa.
Sejak kecil ratu Margrethe I sudah terdidik dengan benar di dalam Tuhan, ibunya dan ayahnya adalah orang-orang yang takut akan Tuhan. Ayahnya adalah Raja Valdemar IV dari Denmark dan ibunya adalah ratu Helvig, permaisuri pendamping raja Denmark. Ratu Margrethe I sangat suka hal-hal yang berkaitan dengan Kekristenan dan dia sejak kecil telah mempelajari banyak hal tentang Kekristenan, ratu Margrethe I juga hanya menetapkan Kristen sebagai agama resmi dan satu-satunya di kerajaan yang dia pimpin, dia juga tidak segan menghukum semua orang yang dianggap sebagai bidat dan menyimpang dari kebenaran. Selama masa pemerintahannya ratu Margrethe I dari Denmark telah menghukum banyak penganut okultisme dan peramal yang ada di kerajaannya, hal ini dilakukannya karena mereka dianggap sebagai orang-orang yang menyimpang dari ajaran yang benar dan tidak menyembah Tuhan.
Demikianlah daftar wanita-wanita Kristen paling berpengaruh dalam sejarah, untuk kelanjutan berikutnya akan dibahas di part 2.