SEANDAINYA YONATHAN MEMILIH PERGI MENINGGALKAN AYAHNYA SAUL
(Penulis : Dessy Ariadna – Stand To JESUS)
Tetap bersama Saul merupakan sebuah keputusan paling salah yang dipilih oleh Yonathan dalam hidupnya, seandainya Yonathan memilih pergi meninggalkan ayahnya Saul dan pergi bersama Daud, maka akan ada banyak hal baik yang kemungkinan bisa terjadi dan jelas ini tidak akan merugikan Yonathan di kemudian hari. Apa saja hal-hal baik yang bisa terjadi itu?
1. Yonathan tidak akan mati sia-sia di pertempuran terakhir Saul melawan orang Filistin
1 Tawarikh 10:2 (TB) Orang Filistin terus mengejar Saul dan anak-anaknya dan menewaskan Yonatan, Abinadab dan Malkisua, anak-anak Saul.
Tentu saja ini akan terjadi, karena jika Yonathan ada bersama dengan Daud, maka sudah pasti dia akan terhindar dari malapetaka yang terjadi pada peperangan Saul yang terakhir melawan orang-orang Filistin. Yonathan tidak akan mati sia-sia di pertempuran itu karena sudah pasti dia akan ada di Ziklag bersama dengan Daud sesudah Daud berhasil mengalahkan orang-orang Amalek. Pertempuran Saul melawan orang-orang Filistin tidak disertai oleh Tuhan YAHWEH, itulah sebabnya pihak Saul kalah dan Yonathan mati di dalam pertempuran, jika dia bersama dengan Daud sudah pasti dia tidak akan mati, karena saat dia bertempur bersama dengan Daud melawan pasukan Amalek, maka sudah pasti Yonathan akan tetap hidup karena Daud dan bala tentaranya disertai oleh Tuhan YAHWEH.
2. Putera Yonathan yaitu Mefiboset tidak akan menjadi timpang, jatuh miskin dan tidak punya orang tua
2 Samuel 4:4 (IMB) Adapun Yonathan, anak Saul, memiliki seorang anak laki-laki yang timpang kakinya, bernama Mefiboset. Ia berumur lima tahun ketika terdengar kabar dari Yizreel mengenai Saul dan Yonathan. Inang pengasuhnya mengangkatnya lalu melarikan diri. Ketika ia lari terburu-buru itulah, Mefiboset terjatuh dan menjadi timpang.
Yonathan memang sahabat sejati Daud, dia setia kepada Daud, sayangnya dia tidak bisa memilih antara Saul dan Daud, dia malah berdiri diantara mereka, dan mencoba menggenggam keduanya : memihak Daud tetapi tetap tinggal bersama dengan Saul ayahnya. Alhasil keputusan ini malah memberi dampak buruk bukan hanya bagi Yonathan seorang tetapi juga bagi anaknya Mefiboset. Saat Mefiboset masih bayi, wanita yang menjadi pengasuhnya mendengar kabar kematian Yonathan dan Saul, alhasil dia panik lalu cepat-cepat melarikan diri dan menjatuhkan Mefiboset secara tidak sengaja saat masih bayi sehingga Mefiboset menjadi timpang. Jika Yonathan ada bersama dengan Daud, maka keadaan Mefiboset akan baik-baik saja di Ziklag bersama dengan ayahnya Yonathan dan tidak akan mengalami hal demikian. Mefiboset juga tidak akan jatuh miskin, karena Yonathan sudah pasti masih hidup dan memiliki hak atas segala harta benda yang menjadi milik Saul setelah kematian Saul.
3. Yonathan akan menyaksikan Daud di nobatkan menjadi raja atas Israel
1 Samuel 23:16-17 (IMB) Lalu Yonathan, putra Saul, bangkit untuk pergi kepada Daud ke wilayah itu. Ia meneguhkan hati Daud di dalam Elohim, katanya, “Janganlah takut, karena tangan ayahku Saul tidak akan menjangkaumu; engkau akan menjadi raja atas Israel; dan aku akan menjadi orang kedua di bawahmu. Bahkan ayahku Saul, mengetahuinya. “
Impian Yonathan adalah melihat Daud dinobatkan menjadi raja Israel dan Yonathan ingin menjadi orang nomor dua dibawah Daud yang mendukung Daud dalam pemerintahannya (Perdana Menteri), jika Yonathan meninggalkan Saul dan pergi bersama dengan Daud, tentunya dia bisa melihat impiannya terwujud.
4. Isyboset anak Saul tidak akan pernah bisa dinobatkan menjadi raja Israel
2 Samuel 2:8-10 (TB) Abner bin Ner, panglima Saul, telah mengambil Isyboset, anak Saul, dan membawanya ke Mahanaim serta menjadikannya raja atas Gilead, atas orang Asyuri, atas Yizreel, atas Efraim dan atas Benyamin, bahkan atas seluruh Israel. Isyboset bin Saul berumur empat puluh tahun pada waktu ia menjadi raja atas Israel dan ia memerintah dua tahun lamanya. Hanyalah kaum Yehuda yang mengikuti Daud.
Isyboset anak Saul dinobatkan oleh Abner panglima tentara Israel menjadi raja setelah kematian Saul, Yonathan dan anak-anak Saul yang lainnya. Seandainya Yonathan tidak meninggal di pertempuran Filistin karena dia bersama dengan Daud. Maka otomatis Isyboset tidak akan pernah bisa dinobatkan oleh Abner menjadi raja menggantikan Saul, karena otomatis Yonathan lah yang lebih berhak untuk dinobatkan menjadi raja, dan sudah pasti Yonathan akan menolak menjadi raja dan memberikan tahta dan mahkota raja kepada Daud karena Yonathan tau bahwa Daud telah dipilih oleh Tuhan YAHWEH, dan Abner serta Isyboset tidak akan pernah bisa berbuat apapun dalam hal ini selain menerima keputusan dari Yonathan.
5. Isyboset adik Yonathan tidak akan mati, begitu juga dengan Abner
Jika Yonathan pergi meninggalkan Saul dan tetap hidup, maka Isyboset adik Yonathan dan Abner panglima tentara Israel akan tetap hidup. Mengapa? Karena jika Isyboset tidak naik tahta menjadi raja maka dia tidak akan menjadi sasaran pembunuhan dan Abner juga tidak akan terlibat perselisihan dengan Yoab dan mati sia-sia.
2 Samuel 4:7 (IMB) Sebab ketika mereka masuk ke dalam rumahnya, Isyboset sedang berbaring di tempat tidurnya, yaitu di kamar tidurnya. Lalu mereka menikam dan membunuhnya, serta memenggal kepalanya. Kemudian mereka membawa kepalanya dan berjalan melalui padang gurun Yordan di sepanjang malam itu.
2 Samuel 3:26-27 (IMB) Setelah Yoab pergi meninggalkan Daud, ia mengirim orang untuk mengejar Abner. Dan mereka membawanya kembali dari sumur Sira tanpa sepengetahuan Daud. Ketika Abner dibawa kembali ke Hebron, Yoab mengajaknya ke tepi di dalam gerbang untuk berbicara secara diam-diam dengannya. Kemudian ia menikamnya di perut hingga mati untuk membalaskan darah Asael saudaranya.
6. Perang saudara tidak akan terjadi
Jika Yonathan pergi meninggalkan Saul dan bersama dengan Daud, maka dengan masih hidupnya dia, perang saudara dapat dicegah dan tidak perlu ada peperangan antara orang-orang Yehuda dan orang-orang Israel. Karena otomatis hanya Daud yang menjadi raja tunggal dan Yonathan akan ada dibawah Daud menjadi perdana menterinya.
2 Samuel 2:17-18 (IMB) Pertempuran sangat hebat pada hari itu. Abner serta orang-orang Israel terpukul kalah oleh hamba-hamba Daud. Di sana terdapat ketiga anak Zeruya, yaitu Yoab, Abisai dan Asael. Asael, kakinya tangkas seperti kijang jantan di padang.
2 Samuel 2:24-27 (IMB) Maka Yoab serta Abisai mengejar Abner, hingga matahari terbenam. Maka sampailah mereka di bukit Ama, yang berada di depan Gia, ke arah padang gurun Gibeon. Keturunan Benyamin berkumpul bersama di belakang Abner menjadi satu pasukan dan berdiri di puncak sebuah bukit. Abner memanggil Yoab dan berkata, “Haruskah pedang mengambil nyawa terus-menerus? Tidak tahukah engkau bahwa akan ada kepahitan pada akhirnya nanti? Dan berapa lama diperlukan bagimu untuk mengatakan kepada orang-orang itu supaya berhenti memburu saudaranya? ” Jawab Yoab, “Demi Elohim yang hidup, seandainya engkau berbicara seperti itu dari tadi, maka tentulah sudah sejak pagi orang-orang ini menarik diri dari memburu saudaranya. “
7. Keluarga Saul yang masih tersisa tidak akan menyerang keluarga Daud
Jika Yonathan pergi meninggalkan Saul dan masih hidup karena bersama dengan Daud maka keluarga Saul tidak akan pernah berani menyerang keluarga Daud karena mereka tentu akan segan dengan keberadaan Yonathan dan mau tidak mau, suka tidak suka, mereka akan memilih memihak kepada Daud karena melihat Yonathan memihak kepada Daud.
2 Samuel 3:1 (IMB) Terjadilah perang berkepanjangan antara keluarga Saul dan keluarga Daud. Tetapi Daud semakin kuat, sedangkan keluarga Saul semakin lemah.
2 Samuel 16:5-6 (IMB) Ketika raja Daud tiba di Bahurim, muncullah seorang pria dari kaum keluarga Saul, Simei anak Gera. Sambil mendekati raja, ia terus mengutuki Daud. Ia melempari Daud dan seluruh hamba-hamba Daud dengan batu, juga kepada seluruh rakyat dan pahlawan yang berada di kanan kirinya.