ARIADNE DARI FRIGIA, WANITA KRISTEN YANG MENOLAK PENYEMBAHAN PAGAN

Ariadne dari Frigia atau terkenal dengan nama Ariadne of Phrygia, Ariadne de Frigia. Adalah seorang wanita Kristen dan penginjil Kristen abad kedua. Namanya menjadi terkenal di abad kedua sekitar tahun 130 Masehi, lantaran dia menolak mengikuti ritual pagan yang diadakan untuk perayaan ulang tahun Pangeran Tiberius Claudius Vibianus Tertulus (Pangeran Tertulus) dengan alasan dia seorang Kristen dan tidak bisa mengikuti ritual pagan yang tidak sesuai dengan keimanan yang dianutnya. Penolakannya sampai kepada gubernur provinsi Gordios dan membuatnya murka, Gordios menjatuhkan hukuman penyaliban kepadanya. Pada zaman itu ada dekrit Hadrian dan Antoninus yang menyatakan Kekristenan dilarang di seluruh Kekaisaran Romawi karena dianggap sesat. 

Tiga hari sebelum dijatuhi hukuman salib, Ariadne dari Frigia berhasil melarikan diri dan lari ke pegunungan, sementara para tentara Romawi yang mengejar dia malah ditimpa longsor di area pegunungan yang menyebabkan semua tentara itu terkubur hidup-hidup dibawah bumi.

Ada catatan apokrif dari abad ke empat dan kelima yang menyebutkan bahwa dia juga ikut terkubur hidup-hidup bersama para tentara Romawi yang mengejarnya, ada juga catatan apokrif yang menyebut bahwa dia berhasil ditangkap oleh tentara Romawi dan dijatuhkan dari atas tebing. Tetapi semua catatan itu terbukti palsu dan tidak benar. Dalam teks Hagiografi Yunani yang berasal dari abad kedua dan ketiga yang lebih tua dari tulisan apokrif yang ditemukan di abad keempat dan kelima, menyebutkan bahwa Ariadne dari Frigia berhasil meloloskan diri ke pegunungan dan hanya para tentara Romawi yang mengejarnya yang mati terkena longsoran tanah dan terkubur di bawah tebing. Ariadne dari Frigia sendiri masih hidup dan setelah itu tidak pernah diketahui lagi keberadaannya setelah berhasil meloloskan diri dari tentara Romawi, dan seluruh Kekaisaran Romawi mencarinya karena dia dianggap pemberontak, tetapi mereka tidak pernah menemukannya.

Ahli sejarah Kristen, Gregory Magellan dan Jeremy Glasgow menduga dia berhasil meloloskan diri keluar dari wilayah otoritas Kekaisaran Romawi dan tinggal ditempat lain dan mengganti identitasnya, hal ini bukan tidak mungkin karena pada abad kedua ada banyak orang-orang Kristen yang terbukti melarikan diri keluar dari wilayah otoritas Kekaisaran Romawi dan mengganti identitas mereka dan hidup dengan identitas baru agar tidak dapat ditemukan. 

Ariadne dari Frigia sebelum pelarian dirinya fokus melakukan penginjilan kepada para budak, bahkan dia dengan sengaja masuk ke kediaman dari Pangeran Tertulus dengan menyamar sebagai budak hanya agar bisa mewartakan injil kepada puluhan budak yang ada di kediaman Pangeran Tertulus. Kecurigaan bahwa Ariadne dari Frigia bukanlah seorang budak sungguhan datang dari Gubernur Gordios yang mengadilinya berkaitan dengan penolaknya mengikuti ritual pagan pada hari ulang tahun Pangeran Tertulus. Gubernur Gordios tidak yakin bahwa dia adalah seorang budak sungguhan, kecurigaan itu karena Ariadne dari Frigia lebih mirip wanita Yunani dari pada seorang budak (seperti diketahui wanita Yunani memiliki warna kulit yang terang dan tidak gelap seperti pada budak pada umumnya), gubernur Gordios akhirnya menjatuhinya hukuman penyaliban bukan saja karena dia mengakui dirinya sebagai seorang Kristen dan penolakannya mengikuti ritual pagan, tetapi juga karena mencurigainya sebagai wanita Yunani yang menyamar sebagai seorang budak untuk memata-matai.

Tidak ada catatan jelas mengenai sepak terjangnya selanjutnya kecuali sebuah cerita turun-temurun yang mengatakan bahwa Ariadne dari Frigia tinggal di Spanyol dan mengganti namanya menjadi Maria Isabella dan menikah dengan seorang bangsawan Spanyol yang kemudian menjadi Kristen dan mengikuti keimanannya.

Namun ada pendapat lain dari para Teolog yang mengatakan bahwa Ariadne dari Frigia tidak mungkin lari ke Spanyol, alasannya karena sulit untuk bisa keluar begitu saja dari Kekaisaran Romawi terlebih saat itu dia benar-benar diburu dan bersembunyi terlalu lama di wilayah pegunungan bukanlah solusi yang tepat, karena dia harus turun gunung lagi untuk bisa mencapai perbatasan dan meloloskan diri, kemungkinan dia untuk tertangkap lagi juga sangat besar. Para Teolog menyatakan hanya ada dua kemungkinan mengapa Ariadne dari Frigia tidak bisa ditemukan sama sekali di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi dan seperti menghilang tanpa jejak. Kemungkinan pertama dia mengalami hal yang sama seperti Henokh dan nabi Elia, dimana dia diangkat ke sorga hidup-hidup sehingga tidak ada seorangpun yang bisa menemukannya lagi seperti yang terjadi pada Henokh dan nabi Elia. Kemungkinan kedua, dia dilarikan oleh roh Tuhan seperti Filipus yang tiba-tiba menghilang dari pandangan sida-sida Etiopia dan malah mendadak ada di Asdod. 

Referensi :

  • Para Penginjil Abad Kedua
  • Tokoh-tokoh Kristen abad pertama hingga ketiga yang mengganti identitasnya menjadi orang lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five × three =