(By : Nathanael Agung Surya Putra – Tim Penulis Stand To Jesus)
“Elisa berdoa serta berkata, “Ya, YAHWEH, aku memohon kepada-Mu bukalah matanya supaya ia dapat melihat.” Maka YAHWEH membuka mata pelayan itu sehingga ia dapat melihat bahwa gunung itu penuh dengan kuda dan kereta perang berapi yang mengelilingi Elisa.” (2 Raja-Raja 6:17 – IMB)
Dalam kehidupan rohani, orang percaya perlu punya visi. Jika tidak, perjalanan hidup kekristenannya akan tersendat-sendat, sulit alami pertumbuhan rohani yang maksimal. Visi merupakan penglihatan akan apa yang terjadi, baik itu peristiwa, perbuatan atau tindakan, karya, maupun situasi atau keadaan lingkungan.
Di dalam Alkitab istilah visi bersifat nabiah atau pewahyuan, di mana Tuhan menyatakan kehendak dan rencana-Nya, baik itu kepada individu atau pun kelompok, khususnya kepada bangsa Israel. Dan Tuhan menyatakan visi-Nya bisa melalui mimpi, penglihatan atau juga melalui perantaraan nabi-nabi-Nya. Visi juga bisa diartikan pandangan rohani. Apa yang tidak dilihat orang lain itulah yang diwahyukan Tuhan kepada kita. Dengan kata lain kita melihat apa yang orang lain tidak lihat.
Karena memiliki pandangan rohani, nabi Elisa dapat melihat bala tentara sorgawi dengan kuda dan kereta berapi yang jumlahnya lebih banyak dari tentara raja Aram. Berbeda dengan pelayan Elisa yang tidak memiliki pandangan rohani (tidak mempunyai visi yang sama), sehingga ia sangat ketakutan ketika melihat tentara Aram telah mengepung kota Dotan. Karena itu Elisa berdoa supaya Tuhan membuka mata rohani bujangnya itu dan Tuhan pun mengabulkan doanya. Akhirnya pelayan Elisa itu pun dapat melihat bahwa gunung itu penuh dengan tentara sorga, berkuda dengan kereta berapi mengelilingi Elisa (ayat nas).
Begitu pula Musa, karena memiliki visi dari Tuhan, “Oleh iman, Musa setelah dewasa, ia tidak mau disebut sebagai anak putri Firaun. Ia lebih memilih untuk menderita sengsara bersama umat Elohim daripada menikmati kesenangan dosa untuk sementara waktu. Ia menganggap penghinaan karena Mesias sebagai kekayaan yang lebih besar daripada harta benda di Mesir, karena pandangannya tertuju kepada upah.” (Ibrani 11:24-26 – IMB). Musa mampu melihat apa yang orang lain tidak mampu lihat, ia tahu bahwa “…karena yang kelihatan itu sementara tetapi yang tidak kelihatan itu kekal.” (2 Korintus 4:18 – IMB).
Milikilah kepekaan rohani supaya kita mampu menangkap visi yang Tuhan beri!