(By : Anne Josephine Tanujaya – Tim Penulis Stand To Jesus)
Ayat bacaan : Lukas 15: 11-32 (IMB)
Adalah suatu kebahagiaan tersendiri bukan, jika suatu benda berharga yang sudah lama hilang, kini akhirnya ditemukan kembali? terlebih lagi, jikalau ada anggota keluarga kita yang “hilang” , baik karna kesalahan, kelalaian manusia, dosanya, ataupun dikarenakan perbedaan yang ada. Tapi Ia kembali lagi pada pertobatan yang sejati, yaitu menyesali segala perbuatan salahnya, dan memutuskan untuk meninggalkan dosanya, kemudian menunjukkan sikap dan tindakanya ke arah yang lebih baik dan tentunya itu merupakan sukacita yang teramat besar bagi anggota keluarga, seluruh sanak saudaranya dan orang-orang sekitar yang melihatnya.
Ilustrasi inilah yang akan saya bagikan kepada saudara, ketika saya melihat salah satu konten podcast di peryoutube-an Indonesia. Beliau mengundang salah satu Narasumber yang cukup terkenal, dia adalah seorang yang hebat, kuat dan cerdas. Namun sayangnya terkadang Ia di pandang sebelah mata oleh manusia. Hanya karena Ia melakukan 1 kesalahan , yang mungkin tidak bisa diterima oleh kita. Dia mengubah dirinya menjadi seorang transgender.
Tak terasa, air mata saya terjatuh dan mengalir deras ketika saya mendengarkan curahan hatinya yang begitu menyayat hati, Saya bisa melihat sorot matanya terlihat begitu banyak beban yang dia alami sedari ia kecil hingga dewasa seperti sekarang. Dia merasa jikalau dia berbeda, dia merasa bahwa tidak ada orang seorang pun yang bisa mendengarkan semua keluh kesahnya, mengerti dirinya dan menerima kehadiran serta perubahannya sekarang sekalipun anggota keluarganya sendiri, tak sedikit orang yang mengganggap dirinya rendah, mengucilkan dirinya karena mereka mengganggap dirinya “berbeda” , bahkan tak sedikit orang yang memperlakukan ia layaknya tidak seperti “manusia.” Banyak orang yang tidak bisa menerima perubahannya, banyak orang yang selalu menyakiti hatinya, mencaci maki, menyudutkan dirinya, memperlakukan dirinya tidak baik, melalui verbal dan non verbal. Sungguh rasanya hati saya pun ikut teriris, seakan saya benar-benar, dapat merasakan apa ia rasakan, apabila saya berada di posisi dirinya.
Saya yakin, tidak semua orang bisa sekuat dirinya, tidak semua orang mempunyai hati yang besar untuk menerima semua hal yang terjadi dalam hidupnya dan tidak semua orang mampu memaafkan serta mengampuni orang lain terlebih berdamai dengan diri sendiri. Saya sangat salut dengan dia, walau dia menyadari bahwa dirinya berbeda dari orang lain tapi dia tetap percaya dengan dirinya sendiri, dia tetap bisa kuat menanggung segala beban yang dia alami, dia tetap menyayangi orang tua dan keluarganya, terlebih dia tidak menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi dalam hidupnya! Dia tetap bersyukur!
Bahkan ketika dia mengalami hal pahit dalam hidupnya, dia tidak mengandalkan dirinya sendiri tapi dia mengandalkan Tuhan, karena dia merasa bahwa dengan berdoa kepada Tuhan, hatinya merasa lega dan dia merasa ada yang mendengarkan dan mengerti dirinya. Hanya Tuhan yang mampu menguatkan dan memberikan dia sukacita yang luar biasa.
Terlepas
dari
semua
itu,
bukan
berarti
saya
mendukung
seseorang
menjadi
transgender,
karena
tetap
saja
itu
bertentangan
dengan
firman
Tuhan.
Tapi
jika
mereka
datang
kepada
Tuhan
apakah
Tuhan
akan
menolak
mereka?
Bukankah
justru
malah
Tuhan
akan
mengubahkan
hidup
mereka
sehingga
mereka
tidak
akan
menjadi
sama
lagi?
Bukankah
justru
Tuhan
akan
mengembalikan
mereka
kepada
citra
khalik-Nya
sehingga
mereka
sadar
akan
jati
diri
mereka
yang
sebenarnya?
Dan
bukankah
justru
Tuhan
akan
menyembuhkan
mereka
saat
mereka
datang
kepada-Nya?
Itu
pasti
terjadi
saudaraku.
Ketika
saya
melihat
dirinya,
saya
hanya
teringat
cerita
anak
yang
hilang;
”
Adakah
seorang
Bapa
yang
baik,
membuang
anak-Nya
karena
sebuah
kesalahan
yang
Ia
perbuat?
“
Jikalau kita benar-benar memahami perumpamaan cerita di Alkitab yang luar biasa, yang terdapat di Kitab Lukas 15 : 11-32 : Ketika anak yang hilang itu pergi jauh, kemudian pulang, dan Ia berpikir Bapanya akan menolak dia karena Ia berbeda, ternyata pada kenyataannya, Bapanya memeluk dia dengan erat, bahkan ketika anak itu berkata
“Bapa. . aku sudah punya tidak apa-apa, aku berbeda , mereka menolakku! “
Lantas anak itu berpikir jikalau Bapanya menolak dia juga, tapi ternyata tidak saudara! Bapanya tidak menolak dia , justru Bapanya memeluk dia, menyuruh semua orang menyiapkan semua makanan dan hidangan, kabarkan kabar baik ini kepada semua orang, ini adalah terbahagia dalam hidupku,
“Karena anak-Ku yang hilang telah pulang.”
Saudara,
Ingatlah
sejauh
manapun
kita
berbuat
dosa,
Tuhan
tetap
akan
menerima
kita
kembali.
Serusak
apapun
kita,
sekalipun
saudara
mengganggap
diri
saudara
adalah
najis,
tidak
layak
untuk
mendapat
pengampunan
dari
pada-Nya.
Jangan
malu
untuk
datang
kepada-Nya.
Tuhan
YESUS
mengasihiMu
lebih
dari
apapun!
Sama
seperti
titik
balik
si
anak
bungsu
adalah
saat
ia
menyadari
keadaannya.
Ia
teringat
akan
Bapanya
yang
begitu
baik
dan
murah
hati.
Message
from
God
:
Yeremia
31:3
(IMB)
“Dari
sejak
lama
YAHWEH
telah
menampakkan
diri
kepada
Israel,
dan
berkata,
“Aku
telah
mengasihimu
dengan
kasih
yang
kekal.
Oleh
karena
itu
Aku
telah
menarik
engkau
dengan
kasih
setia.
“
Tuhan YESUS Memberkati.