Begitu kejamnya gosip, sampai-sampai kerbau saja tewas di buatnya!!! Semoga menjadi pembelajaran kita bersama, hati-hati dalam bertutur kata. Apalagi menyampaikan berita pada orang lain yang belum jelas kebenarannya.
Bagaimana seekor kerbau bisa mati cuma gara-gara GOSIP? Berikut kisahnya!
Sepulang dari sawah, KERBAU rebahan di kandang dengan wajah lelah dan nafas yang berat. Lalu datanglah seekor anjing, dan kerbau berkata: “Ah…, temanku, aku sangat lelah, kalo boleh besok aku mau istirahat sehari aja”.
ANJING pergi dan di tengah jalan dia berjumpa dengan kucing, lalu anjing berkata: “Tadi saya ketemu kerbau, katanya dia besok mau istirahat dulu. Sudah sepantasnya sebab bos kasih kerjaan terlalu berat”.
KUCING lalu cerita pada kambing: “Kerbau komplain boss kasih kerjaan terlalu banyak dan berat, besok dia gak mau kerja lagi”.
KAMBING pun ketemu ayam dan dia bilang : “Kerbau gak senang kerja dengan bos lagi, mungkin dia sudah ada kerjaan yg lebih baik”.
AYAM pun berjumpa dengan monyet dan dia bercerita pula: “Kerbau gak akan kerja lagi untuk bos dan mau kerja di tempat lain”.
Saat malam, MONYET bertemu dengan si Bos dan berkata: “Boss, si kerbau akhir-akhir ini sudah berubah sifatnya dan mau tinggalin boss untuk kerja di boss yang lain”.
Mendengar ucapan monyet, sang BOSS MARAH BESAR dan tanpa konfirmasi lagi, dia langsung menyembelih si kerbau karena dinilai telah berkhianat kepadanya.
Padahal ucapan asli kerbau: “SAYA LELAH DAN BESOK MAU ISTIRAHAT SEHARI AJA”.
Lewat beberapa “teman” ucapan ini telah berubah dan sampai kepada sang bos menjadi: “Si kerbau akhir-akhir ini telah berubah sifatnya dan mau tinggalin bosnya dan kerja pada bos yang lain”.
Begitulah ngerinya gosip, hewan diatas hanya perumpamaan saja. Kadang suatu pembicaraan cukuplah sampai di telinga kita aja, dan tak usah sampai ke telinga orang lain.
Jangan kemudian meyebar luaskan pada orang lain, karena apa yang kita sampaikan belum tentu di dengar dengan baik.
Kebiasaan yang terjadi, orang lain degan mudahnya menambah atau mengurangi perkataan kita. Bahkan menggantinya degan persepsi dan asumsi yang berakibat fitnah kejam.
Begitu juga ketika menerima sebuah kabar, jangan pernah di telan bulat-bulat. Kita perlu cari tahu kebenarannya sebelum bertindak. Paling tidak konfirmasi langsung ke sumbernya.
Mungkin bagi banyak orang, hal ini cukuplah biasa. Namun bagi orang yang menjadi korban, hal tersebut benar-benar sungguh menyakitkan.
Demikian, semoga kita lebih berhati-hati lagi dalam bertutur kata.
Amsal 18:8 (IMB)
Perkataan orang yang suka bergosip, bagaikan luka dan masuk ke dalam bagian rongga perutnya.
1 Timotius 5:13 (IMB)
Dan pada saat yang sama, mereka belajar menjadi malas dengan berkeliling dari rumah ke rumah; dan bukan hanya malas, tetapi juga suka bergosip dan suka mencampuri urusan orang lain sambil mengatakan hal-hal yang tidak sepatutnya.
Sumber cerita : motifviral